Aspertina: Solidaritas Antar Etnik Efektif Tangkal Upaya Pemecahbelahan Bangsa

2 hours ago 2

loading...

(Kiri-kanan) Sejarawan Didi Kwartanada, Peneliti Pasca Doktor Monash University Ravando Lie, Peneliti BRIN Lidya Christin Sinaga, Anggota LBH Jakarta Daniel Winarta, dan Sekretaris FSI Muhammad Farid dalam seminar di Jakarta, Sabtu (13/9/2025). Foto: Ist

JAKARTA - Solidaritas antaretnik, khususnya yang berkembang antara etnik Tionghoa dan kelompok masyarakat lainnya di Indonesia akhir-akhir ini dipandang semakin menguat. Meningkatnya solidaritas itu terlihat dalam peristiwa aksi demo akhir Agustus 2025.

Seruan orang tak bertanggung jawab untuk menjadikan toko-toko milik Tionghoa sebagai sasaran tindakan perusakan justru direspons oleh masyarakat Indonesia dengan seruan sebaliknya yakni masyarakat Indonesia dari berbagai kelompok etnis saling menjaga dan melindungi satu sama lain.

Ketua Umum Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina) Andrew Susanto mendorong agar Tionghoa semakin aktif untuk bersama-sama membangun bangsa.

Baca juga: Tionghoa dalam Pendidikan Sejarah di Indonesia

“Kiprah-kiprah tokoh Tionghoa pada masa lalu dan kini menunjukkan bahwa Tionghoa adalah bagian integral yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Penting bagi kita untuk memperkokoh keyakinan tersebut sehingga perlu bersama-sama membangun Republik Indonesia yang kita cintai ini,” ujar Andrew dalam diskusi publik bertajuk “Bagi Indonesia: Tionghoa dan Aktivisme dari Masa ke Masa,” yang diselenggarakan Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI), Aspertina, dan Forum Sinologi Indonesia (FSI) di Jakarta, Sabtu (13/9/2025).

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum IPTI Ardy Susanto Oey dan Ketua sekaligus Pendiri FSI Johanes Herlijanto.

Ardy mengatakan, sama seperti diaspora Indonesia yang sudah menjadikan negara asing sebagai tanah airnya, Tionghoa pun memandang Indonesia sebagai tanah air mereka.

Bagi para peneliti dan pemerhati yang tergabung dalam FSI, menguatnya solidaritas di atas merupakan hasil positif dari makin berkembangnya pandangan bahwa Tionghoa adalah bagian yang utuh dari bangsa Indonesia, tak kurang sedikit pun. Dalam anggapan para peneliti, pandangan tersebut merupakan sebuah pandangan yang benar karena terbukti dalam sejarah Indonesia.

“Sejak pembangunan bangsa Indonesia mulai berlangsung selalu terdapat kelompok Tionghoa yang memilih berpihak pada bangsa Indonesia yang mereka anggap sebagai bangsa mereka sendiri. Alih-alih berpihak pada kekuatan asing baik kolonial Belanda ataupun China,” ujar Sekretaris FSI Muhammad Farid.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |