loading...
Di tengah gempuran harga SUV ladder-frame yang kian melangit, Jetour T2 hadir sebagai anomali: desain boxy yang maskulin, performa 245 PS, dan fitur off-road cerdas, semua dibanderol di bawah Rp600 juta. Foto: Sindonews/Danang Arradian
ICE BSD - Tahun 2025 bukan sekadar pergantian kalender dalam industri otomotif nasional; ia menandai sebuah infleksi geopolitik di atas aspal.
Jika satu dekade silam hegemoni pabrikan Jepang terasa absolut dan tak tergoyahkan, kini narasi tersebut perlahan retak. Pabrikan asal China tak lagi bermain di pinggiran sebagai alternatif "murah meriah", melainkan menusuk langsung ke jantung pasar premium dan gaya hidup (lifestyle).
Di tengah riuh rendah Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025, Jetour T2 muncul sebagai manifestasi paling nyata dari pergeseran ini.
Mengusung siluet boxy (kotak) yang tegas, SUV ini tidak hanya menjual tampang, tetapi membawa proposisi nilai yang mengganggu kenyamanan pemain lama seperti Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport—yang harga varian tertingginya kini telah menembus psikologis Rp700 juta.
Dengan harga perkenalan di bawah Rp 600 juta, Jetour T2 hadir bak "tank" mewah yang siap melindas keraguan pasar.
Hardtop Cage Body dan Dimensi Raksasa

Berdiri di hadapan Jetour T2, kesan intimidatif langsung terasa. Mobil ini mengadopsi bahasa desain "Fashionable Off-road", sebuah perkawinan antara elemen retro yang nostalgik dengan sentuhan futuristik yang dingin. Namun, estetika ini bukan sekadar kosmetik.
Struktur intinya dibangun di atas filosofi Hardtop Cage Body. Jetour tidak main-main; 80 persen rangka mobil ini menggunakan baja berkekuatan tinggi (high-strength steel).
Implikasinya serius secara teknis: rigiditas torsional (kekakuan puntir) mencapai 31.000 Nm/derajat. Angka ini menjamin integritas struktur tetap utuh meski mobil melintasi medan penyiksa sasis atau saat salah satu roda menggantung di udara.

Dimensinya pun tak kalah impresif untuk kelas harganya. Dengan panjang 4.785 mm, tinggi 1.880 mm, dan wheelbase 2.800 mm, T2 menawarkan kabin yang lapang.
Namun, yang paling mencuri perhatian adalah lebarnya yang mencapai 2.006 mm. Lebar yang melampaui 2 meter ini memberikan road presence yang dominan, membuatnya tampak lebih stabil dan kekar dibanding mayoritas kompetitornya di jalanan Jakarta.
Eksteriornya dilengkapi fungsionalitas pendukung petualangan. Roof rack di atap mampu menahan beban statis hingga 300 kg—ideal untuk pemasangan rooftop tent—sementara kotak penyimpanan samping (side box) dan tangga opsional mempertegas aura penjelajah.
Jantung Pacu dan Sistem Penggerak Cerdas
.jpg)
Di balik kap mesinnya yang rata, T2 menyembunyikan dapur pacu yang beringas. Mesin bensin 2.0 liter Turbo GDI dari keluarga Kunpeng Power menjadi andalan. Di atas kertas, mesin ini menyemburkan tenaga 245 PS dan torsi puncak 375 Nm.
Keputusan membawa varian bensin turbo 2.0L adalah langkah berani di negeri yang memuja diesel. Torsinya mungkin kalah "nendang" di putaran bawah dibanding mesin diesel 2.4L atau 2.5L milik kompetitor Jepang, namun Jetour menawarkan horsepower yang jauh lebih tinggi untuk napas panjang di jalan tol.















































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5306240/original/055666600_1754380232-Gopay.jpeg)
