5 Ramalan Jayabaya yang Sudah Terjadi, Salah Satunya Pasar Ilang Kumandhang

2 hours ago 2

loading...

Ramalan Jayabaya hingga saat ini masih ada mempercayainya. Entah kebetulan atau tidak, ramalan Prabu Jayabaya seolah-olah benar adanya pada kehidupan sekarang ini di tengah perkembangan iptek. Foto: Ist

RAMALAN Jayabaya hingga saat ini masih ada mempercayainya. Entah kebetulan atau tidak, ramalan Prabu Jayabaya seolah-olah benar adanya pada kehidupan sekarang ini di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Ramalan Raja Kediri abad ke-12 yang dikenal bukan hanya sebagai pemimpin bijak, tetapi juga sosok visioner dengan kemampuan meramalkan masa depan. Ramalan tersebut disusun dalam bentuk tembang berbahasa Jawa Kuno yang bisa dilagukan dan dipercaya mengandung makna mendalam.

Baca juga: Kisah Prabu Jayabaya, Raja Kediri Pencipta Ramalan Jayabaya yang Melegenda

Sejarah Indonesia mencatat beberapa peristiwa besar yang disebut-sebut Jayabaya sesuai dengan prediksi sang raja.

5 Ramalan Jayabaya yang Sudah Terjadi

1. Penjajahan Jepang yang Singkat

Salah satu ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah soal penjajahan di Indonesia. Disebutkan bahwa akan ada bangsa asing berkulit kuning yang datang menjajah, namun masa kekuasaannya tidak akan lama. Ramalan ini dikaitkan dengan penjajahan Jepang yang berlangsung hanya sekitar 3 tahun (1942–1945), jauh lebih singkat dibanding penjajahan Belanda.

2. Kreta Tanpa Jaran (Kereta Tanpa Kuda)

Dalam bait ramalan disebutkan “Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran,” yang berarti suatu saat akan ada kereta tanpa kuda. Tafsir ini kemudian dikaitkan dengan hadirnya kendaraan bermotor seperti mobil dan kereta api yang kini menjadi transportasi utama masyarakat. Ramalan ini dianggap sesuai dengan perkembangan teknologi modern.

3. Tanah Jawa Kalungan Wesi (Pulau Jawa Dikelilingi Besi)

Ramalan Jayabaya juga menyebutkan “Tanah Jawa kalungan wesi,” yang dimaknai bahwa Pulau Jawa akan dikelilingi besi. Banyak yang menafsirkan ini sebagai simbol jaringan rel kereta api yang memang membentang luas di Pulau Jawa. Pada masa kolonial Belanda, rel kereta pertama dibangun di Semarang dan terus berkembang hingga ke berbagai wilayah.

4. Prahu Mlaku Ing Dhuwur Awang-Awang (Perahu di Angkasa)

Kalimat “Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang” atau perahu berjalan di angkasa sering dikaitkan dengan pesawat terbang. Di masa lalu, orang Jawa menyebut kendaraan laut sebagai prahu, sehingga gambaran perahu yang bisa berjalan di udara sangat mengejutkan. Kehadiran pesawat akhirnya dianggap sebagai bukti nyata ramalan ini.

5. Pasar Ilang Kumandhang (Pasar Kehilangan Suara)

Ramalan lain berbunyi “Pasar ilang kumandhang,” yang berarti pasar kehilangan suara. Banyak yang menafsirkannya sebagai kondisi modern di mana aktivitas jual beli tidak lagi riuh di pasar tradisional melainkan beralih ke pasar modern atau belanja daring. Fenomena E-Commerce saat ini dianggap sesuai dengan ramalan tersebut.

Warisan Ramalan Jayabaya yang Masih Dipercaya

Meski banyak tafsir yang berbeda, tak bisa dipungkiri bahwa sebagian ramalan Jayabaya terasa relevan dengan perkembangan zaman. Mulai dari teknologi transportasi, penjajahan, hingga perubahan gaya hidup masyarakat. Semua dikaitkan dengan prediksi yang ditulis berabad-abad lalu.

Hingga kini, ramalan ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya Jawa yang mengandung makna mistis. Bagi sebagian orang, Jayabaya dianggap bukan sekadar raja, tetapi juga peramal yang jejaknya masih mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap masa depan.

MG/Nesya Naila Naulia

(jon)

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |