Cara Menggunakan Watch History untuk Kembali Lihat Reels yang Sudah Ditonton

17 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Instagram mengumumkan kini pengguna dapat melihat kembali video Reels yang sebelumnya sudah dilihat, fitur baru ini bernama “Watch History”.

Pengguna kini dapat dengan mudah menemukan video yang sudah dilihat dan belum disimpan. Contohnya ketika pengguna sedang menonton Reels yang menarik lalu tidak sengaja menutup aplikasi atau dialihkan dengan notifikasi lain.

Dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (1/11/2025), dalam unggahan Kapala Instagram Adam Mosseri, ia mengatakan  fitur baru ini mudah untuk diakses. Pengguna hanya perlu membuka 'Profil', lalu pilih 'Aktivitas Anda', dan 'Riwayat Tontonan'.

Cara ini sama seperti di TikTok, di mana kamu bisa mengurutkan Riwayat Tontonan berdasarkan tanggal, minggu atau bulan terakhir maupun rentang tanggal tertentu. Pengguna juga bisa menghapus Reels tertentu dari riwayat tontonan.

Fitur ini menjadi salah satu yang sangat diminati pengguna. Sebelumnya, sebagian pengguna harus menggunakan cara alternatif seperti mengunduh data akun untuk mencari video yang hilang. Dengan adanya fitur ini, proses tersebut menjadi lebih sederhana dan praktis.

Watch History menjadikan pengalaman menonton Instagram Reels setara dengan TikTok. Sejak diluncurkan sebagai TikTok tiruan, Meta telah mengembangkan Instagram Reels dengan fitur-fitur yang sudah tersedia di aplikasi tersebut.

Baru-baru ini, instagram juga menghadirkan kemampuan untuk menghubungkan beberapa Reel dalam satu rangkaian, dan meluncurkan mendukung mode Picture-in-Picture yang keduanya sudah tersedia di TikTok. 

Meta Bawa Fitur Edit Foto dan Video Berbasis AI ke Instagram Stories

Sebelumnya, Meta memperkenalkan fitur baru berbasis kecerdasan buatan (AI) ke  Instagram Stories , di mana pengguna bisa langsung mengedit foto dan video langsung di Stories.

Cukup dengan mengetikkan perintah sederhana seperti menambah, menghapus, atau mengubah elemen dalam gambar, foto dan video pun akan berubah sesuai dengan prompt yang diberikan pengguna.

Laporan  TechCrunch , Minggu (26/10/2025), perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp ini menyebut fitur baru berbasis AI-nya merupakan cara baru agar pengguna bisa berkreasi lebih bebas tanpa harus keluar dari aplikasi.

Sebelumnya, raksasa media sosial (medsos) tersebut juga memperkenalkan fitur serupa hanya tersedia melalui chatbot Meta AI. Namun, kini fitur baru tersebut bisa dipakai langsung di menu Stories.

Fitur Instagram ini dapat diakses melalui menu "UBah Gaya" di bagian atas layar setelah mengetuk ikon kuas, lalu pengguna bisa memilih perintas baru seperti "tambahkan", "hapus", atau "ubah" agar foto dan video tampil sesuai keinginan.

Misalnya saja, kamu bisa mengetik "ubah warna rambut menjadi pirang", "tambahkan mahkota di kepala", atau "hapus bayangan di wajah". Nantinya, AI Meta akan memproses prompt tersebut dan menampilkan hasilnya langsung di layar Stories.

Selain itu, Meta juga menyediakan efek preset yang dapat dipilih untuk mengubah pakaian atau gaya. Contohnya dapat menambah item kacamata hitam atau jaket. Pengguna juga dapat membuat suasana turun salju atau menambahkan api.

Meski begitu, pengguna yang ingin menggunakan fitur baru Stories ini harus menyetujui Persyaratan Layanan AI Meta yang kemungkinan media dan fitur wajah pengguna diterapkan AI.

Berdasarkan persyaratan ini, ketika pengguna mengunggah foto, Meta dapat “meringkas konten gambar, memodifikasi gambar, dan menghasilkan konten baru dari gambar yang diunggah”

Sebelumnya, perusahaan juga menguji fitur “Tulis dengan Meta AI” yang dapat membantu pengguna Instagram membuat komentar cerdas untuk suatu postingan.

Instagram Perketat Pembatasan Konten Remaja, Setara dengan Film Rating PG-13

Instagram  kembali memperketat  konten  yang dapat dilihat oleh jutaan pengguna muda.  Platform  milik  Meta  itu mengumumkan bahwa pengaturan keamanan untuk " Teen Accounts " ( Akun Remaja ) kini diselaraskan dengan pedoman untuk  film  berating  PG-13 .

Perlu diketahui,  PG-13  merupakan peringatan bagi orang tua bahwa konten mungkin tidak sesuai untuk anak di bawah 13 tahun.

Konten dengan rating itu mungkin mengandung adegan kekerasan yang intens, bahasa kasar, konten seksual, atau tema-tema dewasa yang lebih kompleks.

Mengutip  CNN , Rabu (15/10/025), langkah  Meta  ini merupakan upaya paling signifikan untuk melindungi pengguna muda setelah bertahun-tahun menuai kritik dari orang tua dan legislator terkait dampak aplikasi terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan remaja.

Pengaturan  Akun Remaja  yang diluncurkan tahun lalu menerapkan perlindungan privasi bawaan dan batas konten bagi sebagian besar pengguna remaja, membatasi unggahan terkait kekerasan, prosedur kosmetik, atau  melukai diri sendiri  (melukai diri sendiri).

Instagram menyatakan tidak akan mempromosikan, dan bahkan dapat menyembunyikan, unggahan yang menampilkan bahasa keras atau konten yang dapat mendorong "perilaku berbahaya," seperti aksi berisiko atau konten yang menampilkan perlengkapan terkait mariyuana.

Selain itu,  remaja  tidak akan dapat mengikuti akun yang secara rutin membagikan konten yang tidak pantas.

Jika mereka sudah mengikuti akun tersebut, mereka tidak akan lagi dapat melihat atau berinteraksi dengan kontennya, mengirim atau menerima pesan langsung ( direct message/ DM), atau melihat komentar akun tersebut di unggahan lain.

Instagram  juga akan memblokir berbagai istilah pencarian yang lebih luas untuk remaja, termasuk 'alkohol' dan 'gore'.

Terlebih lagi, chatbot AI milik Meta "tidak boleh memberikan tanggapan yang tidak pantas untuk usia dan terasa tidak pada tempatnya dalam film PG-13."

"Sama seperti kamu mungkin melihat beberapa konten sugestif atau mendengar beberapa bahasa keras dalam  film PG-13 , remaja kadang-kadang mungkin melihat hal serupa di Instagram--tetapi kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk menjaga kejadian tersebut sesering mungkin," Meta menjelaskan dalam unggahan blog.

Bos Instagram Adam Mosseri Bantah Meta ‘Menguping’ Omongan Pengguna

Bos  InstagramAdam Mosseri , kembali menegaskan  Meta  tidak pernah mendengarkan percakapan pengguna atau menguping melalui mikrofon ponsel untuk menargetkan  iklan .

Melalui unggahan di akun  Instagram  pribadinya, Mosseri menyebut tudingan tersebut tidak masuk akal dan tidak mungkin dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna HP Android atau iOS.

Teori ini sudah lama beredar karena banyak orang merasa  iklan  yang muncul di  feed  mereka terlalu pas, sering kali sesuai dengan topik yang baru saja mereka bicarakan.

“Bisa jadi Anda sudah melihat iklan tersebut sebelum melakukan percakapan, hanya saja tidak memperhatikannya,” jelas Mosseri dalam unggahan  video di Instagram .

Bantahan ini muncul di saat ironis. Sebab,  Meta  baru saja diumumkan akan mulai memanfaatkan data interaksi pengguna dengan produk AI mereka sebagai salah satu sinyal baru untuk menargetkan iklan.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |