Wamenag: Masjid Fondasi Peradaban dan Pembinaan Umat

4 hours ago 2

loading...

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi'i menegaskan peran penting masjid dalam sejarah Islam. Menurutnya, masjid adalah fondasi peradaban. Ia menyebut ketika Nabi Muhammad SAW kali pertama hijrah ke Yatsrib (Madinah), justru mendirikan masjid sebagai bangunan pertama.

“Dari masjid inilah pembinaan umat dilakukan secara menyeluruh, melahirkan Piagam Madinah yang menjadi dasar kehidupan masyarakat majemuk yang harmonis dan sejahtera. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi pusat pembinaan umat. Dari sanalah lahir keharmonisan dan tatanan masyarakat yang tunduk pada aturan Sang Pencipta,” ujar Wamenag saat membuka Sarasehan dan Lokakarya (Saraloka) Nasional Kemasjidan dan BKM 2025, di Jakarta, Senin (7/7/2025).

Baca Juga: Mengapa Dilarang Meniup Makanan atau Minuman Panas? Begini Rahasia Sunnahnya

Giat ini diselenggarakan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama. Acara ini menjadi tonggak awal penataan ulang peran masjid di Indonesia sebagai pusat peradaban, pendidikan, dan pemberdayaan yang inklusif dan transformatif.

Mengutip disertasinya yang mengkaji Masjid sebagai Modal Sosial Dalam Perspektif Al-Qur’an, Wamenag menyebut bahwa masjid telah lama menjadi ruang sosial yang mempersatukan umat. Di dalamnya ada kepercayaan (trust), keterhubungan, solidaritas, dan kepemimpinan yang tumbuh secara alami. Ini menjadikan masjid tempat paling efektif dalam membangun komunitas dan membina umat.

“Masjid menyatukan umat tanpa perlu dana APBN. Kita punya zakat, wakaf, infaq, dan berbagai instrumen keuangan syariah yang bisa dikelola secara produktif dari dan untuk umat,” jelasnya disambut tepuk tangan hadirin.

Wamenag menekankan pentingnya mengembalikan pengelolaan dana umat ke basis masjid. Ia bahkan mendorong ide besar seperti mendirikan bank syariah berbasis masjid atau Baitul Mal Masjid untuk mendukung aktivitas ibadah, termasuk haji dan umrah, tanpa bergantung pada lembaga konvensional.

Masjid dan NKRI: Hubungan Tak Terpisahkan

Wamenag juga mengingatkan sejarah peran masjid dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dari Resolusi Jihad yang digelorakan para ulama, hingga pengesahan dasar negara yang turut dipengaruhi para tokoh masjid.

“Jangan lupakan bahwa kemerdekaan kita direbut dengan takbir ‘Allahu Akbar’ dari masjid. Nilai-nilai kebangsaan seperti Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945 sudah final bagi umat Islam dan telah disemaikan dari masjid,” tegasnya.

Romo Syafii menyebut masjid sebagai institusi yang turut menjaga keutuhan NKRI, termasuk ketika usulan penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta dilakukan demi persatuan bangsa disepakati oleh tokoh-tokoh masjid.

Wamenag mengajak para pengurus masjid untuk menjadikan masjid sebagai tempat yang benar-benar relevan dengan kebutuhan hidup umat. Masjid harus mampu menjadi pusat pelayanan sosial, ekonomi, pendidikan, hingga pemberdayaan keluarga.

“Kalau masjid bisa memenuhi kebutuhan harian masyarakat, jangankan dihimbau, dilarang pun mereka tetap akan datang ke masjid,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Menutup sambutan, Wamenag mengimbau seluruh peserta sarasehan untuk menjadikan hasil kegiatan ini sebagai bekal dalam merancang program masjid yang lebih progresif dan berorientasi pada pelayanan umat yang holistik

(aww)

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |