Liputan6.com, Jakarta - Meta akan mulai uji coba fitur Community Notes ala X (Twitter) di Facecook, Instagram, dan Threads minggu depan.
Sebelumnya, platform ini mengandalkan program cek fakta pihak ketiga untuk menangkal misinformasi. Tapi, sejak Januari lalu, Meta memilih untuk menggatinya dengan sistem berbasis komunitas yang lebih terbuka dan beragam.
Siapa yang Bisa Berkontribusi?
Meta membuka pendaftaran buat pengguna di AS yang ingin menjadi kontributor Community Notes. Syaratnya memiliki minimal usia 18 tahun, akun sudah aktif lebih dari 6 bulan, punya autentikasi dua faktor (2FA), dan memiliki rekam jejak yang bagus.
Mengutip Android Police, Senin (17/3/2025), saat ini sudah ada sekitar 200 ribu orang yang mendaftar, dan Meta masih buka antrean bagi pengguna yang ingin bergabung.
Para kontributor ini nantinya bisa menambahkan catatan atau konteks di unggahan orang lain, mirip seperti yang ada di X (Twitter).
Meta berjanji tidak akan ikut campur dalam prosesnya. Uniknya, catatan hanya akan muncul kalau kontributor dengan sudut pandang berbeda sepakat kalau info tersebut benar-benar berguna.
Jadi, bukan sistem "siapa yang paling banyak vote menang," tapi lebih ke apakah informasinya benar-benar membantu atau tidak.
Cara Kerja Community Notes
Kontributor bisa menulis catatan hingga 500 kata dengan bahasa yang netral, jelas, dan dilengkapi sumber terpercaya. Jika sebuah posting-an punya Community Note, nantinya akan ada label "People added a community note" yang bisa diklik untuk melihat detailnya.
Nama penulisnya juga tidak akan ditampilkan. Meta mengatakan, mereka lebih fokus ke apakah catatannya bermanfaat, bukan siapa yang menulisnya.
Meta Pakai Algoritma Open Source X
Meta tidak hanya terinspirasi dari Community Notes-nya X, tapi langsung menggunakan algoritma open-source dari X dalam sistem penilaiannya. Nantinya dalam beberapa waktu ke depan, Meta akan terus mengembangkan sistem ini agar makin menyesuaikan untuk platform mereka.
Kendati demikian, fitur ini belum langsung muncul di semua unggahan pengguna mulai 18 Maret ini. Meta masih memerlukan waktu untuk menguji sistem mereka, sebelum akhirnya dirilis lebih luas.
Untuk tahap awal, Community Notes hanya akan tersedia dalam bahasa Inggris, Spanyol, Mandarin, Vietnam, Prancis, dan Portugis, dengan rencana ekspansi ke bahasa lain.
Sementara itu, program cek fakta pihak ketiga tetap jalan di negara lain, setidaknya sampai Community Notes siap diluncurkan secara global.
Meta Tak Setuju Pembatasan Usia Medsos, Ini Usulannya
Di sisi lain, pemerintah Indonesia dalam hal ini Komdigi tengah gencar membahas rencana adanya aturan perlindungan anak di ruang digital, di mana pembatasan usia akses media sosial jadi salah satu yang dibahas.
Pembatasan usia medsos ini dimaksudkan untuk melindungi anak dari konten berbahaya dan dampak negatif lainnya.
Rencana ini menuai pro dan kontra, salah satunya dari Meta, perusahaan jejaring sosial pemilik Facebook dan Instagram, yang menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih komprehensif.
Usulan pembatasan usia minimum, yang masih dalam tahap diskusi, menimbulkan perdebatan. Meta menyatakan dukungan terhadap regulasi keselamatan anak di ruang digital, tetapi mempertanyakan efektivitas pembatasan usia medsos secara langsung.
Alih-alih membatasi usia anak dalam bermain media sosial, perusahaan teknologi raksasa ini menekankan pentingnya kolaborasi dan transparansi dalam pembuatan regulasi.
Dorong Keterlibatan Berbagai Pihak
Mereka mendorong pemerintah untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk platform media sosial, dalam merumuskan kebijakan yang tepat dan efektif untuk melindungi anak-anak di dunia digital.
Sebelumnya, perwakilan Meta yakni Wakil Presiden Kebijakan Publik untuk Asia-Pasifik di Meta Simon Milner, telah bertemu dengan Menkomdigi Meutya Hafid pada 11 Maret lalu. Tujuan pertemuan ini adalah untuk membahas regulasi digital yang akan berdampak pada kaum muda.
Meski begitu, Meta menyayangkan karena sampai saat ini pemerintah belum mempublikasikan rancangan regulasi secara terbuka.
"Kami mendorong pemerintah untuk membagikan rancangan tersebut kepada pemangku kepentingan terkait dan mengadakan konsultasi publik yang transparan, sehingga orang tua, organisasi masyarakat sipil, dan para pelaku industri dapat memberikan masukan," kata Milner, mengutip keterangan Meta.