Menggali Potensi Ekonomi dari Dapur Makan Bergizi

2 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX DPR RI Tubagus Haerul Jaman mengatakan pengelolaan sampah dari dapur makan bergizi gratis (MBG) menjadi perhatian penting. Menurutnya, sampah yang dihasilkan dari program MBG bisa dikelola dan menghasilkan potensi ekonomi.

Ia menyebutkan, sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti plastik harus didaur ulang. Masyarakat diharapkan ikut serta dalam pelatihan pengelolaan sampah atau mendirikan bank sampah lokal untuk mendukung keberlanjutan program MBG.

"Program ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam membangun generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan kompetitif. Fokus utamanya adalah memberikan akses makanan bergizi gratis, terutama bagi anak-anak yang bersekolah di wilayah terpencil dan sulit dijangkau," ujar Tubagus Haerul Jaman saat sosialisasi MBG di Serang Banten, Rabu (11/5/2025).

Tubagus Haerul menegaskan bahwa program ini merupakan implementasi nyata dari kebijakan prioritas yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dalam pelaksanaannya, program ini memerlukan dukungan penuh dari masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan.

Badan Gizi Nasional bersama DPR RI terus menggalakkan sosialisasi program kepada masyarakat luas. Para orang tua, komunitas pendidikan, serta organisasi pemuda diundang untuk berperan aktif dalam implementasi program ini.

"Kami optimis bahwa melalui kerja sama erat dengan semua pihak terkait, program ini akan berhasil dan memberikan dampak signifikan bagi masa depan bangsa. Anak-anak kita adalah aset berharga yang harus kita jaga dan kembangkan untuk menghadapi tantangan global di masa depan," tambahnya.

Sinergi masyarakat diharapkan dapat mempercepat pencapaian target optimalisasi pemenuhan gizi nasional yang direncanakan selesai pada September mendatang.Sebagai bagian dari upaya ini, pemerintah juga mendorong pengoperasian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Ia menyebutkan, di Provinsi Banten, telah beroperasi 43 unit SPPG, dengan 35 unit lainnya dalam tahap pembangunan. Untuk Kota Serang sendiri, terdapat 6 unit SPPG yang aktif melayani kebutuhan masyarakat.

Ajak Sinergi

"Kami terus melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan seluruh tantangan dapat diatasi sehingga program ini dapat memberikan hasil maksimal,” terang Tubagus Haerul Jaman.

Dalam upaya memperluas dampak program ini, Tubagus Haerul Jaman mengajak generasi muda, khususnya Karang Taruna, untuk terlibat aktif dalam program ini.

"Pemuda adalah agen perubahan. Dengan peran aktif mereka, baik dalam mendukung implementasi maupun mengelola SPPG di masa depan, kami yakin keberhasilan program ini dapat tercapai," ungkapnya.

Melalui sinergi pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, program ini diharapkan menjadi tonggak penting menuju Indonesia yang lebih sehat, sejahtera, dan berdaya saing.

“Mari bersama-sama mendukung program ini demi menciptakan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita dan generasi mendatang,” harap Tubagus.

Sementara itu, Erin Andriyanto, Tenaga Ahli Gol IV BGN, menambahkan bahwa SPPG, atau sering disebut Dapur Gizi, dirancang untuk memastikan anak-anak Indonesia, terutama di daerah terpencil, mendapatkan nutrisi yang optimal.

"Menu yang disediakan mencakup kombinasi protein hewani, karbohidrat, sayuran, buah segar, dan produk susu, dengan harapan dapat mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak-anak, sekaligus menciptakan generasi unggul yang siap bersaing di tingkat global," ujar Erin Andriyanto.

BGN juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap oknum yang menawarkan jasa pendaftaran SPPG dengan biaya tertentu. "Pendaftaran SPPG hanya dilakukan melalui jalur resmi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan BGN," tegas Erin Andriyanto.

Dalam kesempatan yang sama Staf Administrasi Anggota DPR RI, Ahmad Sanukri menekankan pentingnya pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan program ini.

“Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak-anak, tetapi juga memberikan dampak positif pada kesejahteraan ekonomi lokal dengan melibatkan petani, nelayan, dan UMKM sebagai mitra,” ujarnya.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |