loading...
Kesabaran Pangeran William kembali diuji setelah Meghan Markle membuat keputusan yang dianggap tidak sopan dan melanggar kesepakatan kerajaan berkaitan gelar. Foto/The News International
INGGRIS - Kesabaran Pangeran William kembali diuji setelah Meghan Markle membuat keputusan yang dianggap tidak sopan dan melanggar kesepakatan kerajaan. Keputusan kontroversial ini memicu kemarahan sang calon Raja Inggris, terutama karena berkaitan dengan penggunaan gelar kerajaan yang seharusnya tidak lagi dipakai oleh pasangan Sussex.
Meghan Markle diduga membagikan surat pribadi yang ditujukan kepadanya oleh Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko. Langkah ini dikabarkan membuat Pangeran William geram dan merasa bahwa kesabarannya terhadap sang adik ipar mulai terkikis.
Surat tersebut merupakan respons atas kunjungan Pangeran Harry, adik William ke Ukraina dan menyapa pasangan Sussex sebagai “Yang Mulia” (HRH), gelar yang secara resmi seharusnya tidak lagi digunakan oleh Meghan dan Harry setelah mereka mundur dari tugas kerajaan pada tahun 2020.
Publikasi surat ini memicu pertanyaan di kalangan pengamat kerajaan dan penggemar monarki, mengingat pasangan Sussex sudah tidak diizinkan lagi menggunakan gelar "His/Her Royal Highness" dalam kapasitas resmi. Ini sesuai kesepakatan yang diumumkan oleh Istana Buckingham saat mereka memutuskan untuk keluar dari lingkaran inti keluarga kerajaan.
Foto/People
Salah satu teman dekat suami Kate Middleton ini, sebagaimana dilaporkan oleh The Daily Beast, menyebut langkah bintang Suits itu sebagai bentuk pengujian secara halus terhadap batas kesabaran Pangeran Wales.
Dilansir dari The News International, Rabu (16/4/2025), menurut sumber tersebut, tindakan Meghan tampak disengaja. Ia seolah membuka celah untuk kembali menggunakan gelar kerajaan di ruang publik tanpa melanggar aturan secara eksplisit.
"Dia bisa saja beralasan bahwa ia hanya ingin menyebarkan surat yang mendukung Ukraina, dan menganggap penyebutan gelar HRH sebagai kesalahan penulis," kata sumber tersebut.
"Namun di sisi lain, ini juga bisa dimaknai sebagai upaya simbolik bahwa ia belum sepenuhnya melepaskan status kerajaan itu," sambungnya.