loading...
Direktur CFIRST Arif Mirdjaja mengingatkan Gubernur Bali, I Wayan Koster untuk tidak latah meniru Israel dalam mengembangkan pertanian. Foto/istimewa
BALI - Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja ikut berkomentar terkait sikap Gubernur Bali , I Wayan Koster yang mendorong Penjabat Dinas Pertanian Bali untuk meniru Israel dalam mengembangkan teknologi di sektor pertanian.
Menurut Arif, Bali tak perlu latah meniru teknologi Israel untuk mengatasi krisis pangan melalui produktivitas lahan. Ia manyatakan teknologi pertanian Israel memang sangat maju dan terbukti berhasil di Timur Tengah, namun Bali adalah tanah subur dan kaya, tidak membutuhkan teknologi pertanian Israel.
"Bali butuh tata kelola pertanian yang benar karena selama pemerintahan 2 periode sebelumnya pertanian bali tidak dikelola dengan baik, terutama wilayah badung yang tingkat konversi lahannya sangat tinggi," ujarnya, Rabu (16/4/2025).
Aktivis 98 yang pernah bermukim di Israel ini mengingatkan pernyataan Koster yang meniru Israel tidak tepat. Terlebih, Koster juga pernah menolak Piala Dunia U20 dan kedatangan Timnas Israel karena dianggap bertentangan dengan semangat Bung Karno.
Lebih baik, kata Arif, Gubernur fokus menata sektor pertanian Bali yang dinilai morat marit karena tidak ada cetak biru (blue print) di sektor pertanian.
"Pemerintah seperti melupakan kearifan lokal bagaimana bali sejak dulu punya ajegnya sendiri dalam urusan pertanian. Jika pemerintah bali berpaling dari kearifan lokalnya maka bukan tidak mungkin alam bali akan makin rusak seperti yang sekarang terjadi," ungkap pria yang juga pemerhati ekonomi-politik ini.
Sebelumnya Gubernur Bali, I Wayan Koster mendorong agar Dinas Pertanian Bali belajar ke Israel untuk memanfaatkan produktivitas lahan pertanian dengan menciptakan inovasi teknologi yang dapat mengubah lahan kering menjadi lahan pertanian.
"Harus ada inovasi, lahan kering bisa dijadikan sebagai pertanian modern. Itu sekarang banyak metodenya yang sangat berhasil, tidak lagi pertanian konvensional, tapi pertanian berbasis teknologi. Kalau perlu belajar ke Israel yang luar biasa," katanya saat Musrenbang di Kantor Gubernur Bali, Selasa 15 April 2025.
"Enggak punya lahan subur, tidak ada air, tapi pertaniannya sangat maju. Karena teknologinya sangat maju. Embun diolah jadi air tanaman. Belajar gitu, Pak, jadi jangan gitu-gitu aja, enggak akan maju," tambahnya.
(cip)