5 Contoh Khotbah Idulfitri 2025, Bisa jadi Referensi dan Sumber Ilmu

2 days ago 4

loading...

Pada Hari Raya Idulfitri ada salat sunnah yang hanya dilakukan setahun sekali, dalam salat tersebut akan ada khotbah yang harus didengarkan karena mengandung banyak pelajaran. Foto ilustrasi/ist

Lima contoh khotbah Idulfitri 2025 ini dapat dijadikan referensi atau sumber tambahan ilmu bagi setiap muslim. Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu hari paling istimewa bagi setiap umat Islam.

Seorang muslim yang telah berpuasa satu bulan lamanya akan menyambut hari kemenangan di tanggal 1 Syawal . Pada hari itu juga setiap umat Islam yang ibadah puasanya diterima akan seperti bayi yang terlahir kembali atau bebas dari dosa.

Pada Hari Raya Idulfitri juga nantinya ada shalat sunnah yang hanya dilakukan setahun sekali. Dalam salat tersebut akan ada khutbah yang harus didengarkan karena mengandung banyak pelajaran.

5 Contoh Khotbah Idulfitri 2025

1. Tema Memetik Hikmah Ramadan

Jamaah Idulfitri Yang Dimuliakan Allah Tiada kata terindah yang layak terucap dari lisan kita pada kesempatan pagi hari ini selain Alhamdulillah. Puji dan syukur yang setinggi-tingginya kita panjatkan kepada Allah Dzat yang maha memberi nikmat, sekaligus mengantarkan kita hingga hari raya ini.

Setelah kita berjuang menahan haus dan lapar. Setelah kita berjihad melawan godaan nafsu dan syahwat. Akhirnya sampai di hari lebaran. Hari ketika diharamkan berpuasa dan diharuskan menikmati makanan.

Hikmah pertama, puasa Ramadhan adalah bentuk kasih sayang Allah untuk umat Rasulullah agar dapat melipatgandakan pahala ibadah dan meraih bermacam-macam kebaikan. Sebagaimana diketahui, usia rata-rata umat Rasulullah itu hanya 60 tahunan.

Puasa memberi pelajaran bahwa Allah kuasa mengunggulkan suatu perkara di antara perkara-perkara yang lain. Dan bulan Ramadhan pun diunggulkan di antara bulan-bulan yang lain.

Kedua, pelajaran penting lainnya dari Ramadan adalah melahirkan hubungan dan rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya. Tidak ada hamba yang dapat melihat hakikat hubungan dan rahasia itu kecuali Allah.

Ketiga, pelajaran Ramadan adalah menyadarkan bahwa kewajiban berpuasa dengan menahan segala sesuatu yang sebelumnya halal seperti makan dan minum, hanya pada bulan Ramadan. Namun, puasa dari perkara yang haram itu sepanjang bulan bahkan seumur hidup. Jika selama puasa kita diperintah menahan diri dari perkara yang halal, maka apalagi perkara yang haram.

Keempat, puasa memberi pelajaran bagi kita untuk menyantuni kaum papa dan dhuafa. Selama puasa kita menahan lapar dan belajar merasakan bagaimana laparnya orang-orang lemah. Sehingga di akhir Ramadan, kita diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah, infaq dan sedekah. Di antaranya untuk menunjukkan kasih sayang dan kepedulian kita kepada mereka.

Itulah sebagian pelajaran Ramadan untuk kita cermati bersama. Insyaallah, masih banyak pelajaran lain yang dapat kita renungkan dan kita maknai. Sekali lagi, kita jangan sampai melewatkan dan meninggalkan Ramadhan tanpa kesan. Harus ada nilai yang membekas dan pelajaran berarti bagi kita sebagai hasil gemblengan dan didikan Ramadhan.

2. Tema Hal yang Menyebabkan Keras Hati

Jamaah Salat Idulfitri yang Dirahmati Allah Ramadan merupakan bulan tempat kita berlatih. Mulai berlatih mengendalikan amarah, menahan haus dan lapar, peka terhadap sesama yang membutuhkan, dan berlatih menjadi orang baik yang saleh secara individual maupun sosial.

Ramadan seharusnya bukan hanya membentuk pribadi kita menjadi saleh secara invidual, tapi juga Ramadan seyogianya menjadi perantara bagi kita agar menjadi orang yang saleh secara sosial.

Saleh secara individual berarti kita meningkatkan ibadah sunah kita sebagaimana kita bersemangat melaksanakannya di bulan Ramadan. Sementara saleh secara sosial itu berarti kita menjadi pribadi yang baik di tengah masyarakat, peduli terhadap sesama, tidak membenci kepada sesama Muslim sekalipun berbeda suku, agama, atau hanya sekedar berbeda organisasi, dan partai politik

Sayyid Alwi Al-Maliki dalam bukunya yang berjudul Qul Hādzihī Sabīlī menyampaikan bahwa malapetaka yang sangat besar di tengah masyarakat adalah iri, dengki, dan benci.

Menurut Sayyid Alwi Al-Maliki, sifat-sifat buruk tersebut membuat orang menjadi keras hati dan sulit untuk menerima kebaikan dari orang lain. Hal ini tentu akan menyebabkan permusuhan dan kebencian di tengah-tengah masyarakat. Bila sifat-sifat ini tidak kita hindari, yang ada justru kita akan merasa lebih baik dan merendahkan yang lain.

Padahal Allah swt sudah mengingatkan kita dalam firman-Nya:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah laki-laki di antara kalian mengolok-olok laki-laki yang lain. Sebab, boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik di sisi Allah daripada mereka yang mengolok-olok. Dan jangan pula wanita-wanita Mukmin mengolok-olok wanita-wanita Mukmin yang lain. Karena, boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik di sisi Allah dari mereka yang mengolok-olok. (QS Al-Hujurat: 11).

Ma‘asyiral Muslimin Jamaah Shalat Idul Fitri yang berbahagia Menurut Syekh Thahir bin Asyur dalam kitab At-Tahrir wat Tanwir, ayat ini turun di antaranya disebabkan oleh sebagian istri-istri Nabi mencemooh Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab. Shafiyyah merupakan perempuan Yahudi yang masuk Islam dan dipersunting Rasulullah saw.

Sekalipun sudah masuk Islam, agama lama Shafiyyah masih dikait-kaitkan dan dihina. Dalam konteks ini, Al-Quran mengingatkan para istri-istri Nabi yang lain untuk tidak merasa paling baik dan saleh sendiri, sehingga merendahkan yang lain hanya karena menyangkutpautkan dengan agama lain seseorang.

Dari sini kita dapat belajar bahwa tercapainya persaudaraan sesama Muslim dan bahkan sesama warga negara Indonesia sekalipun berbeda agama itu dengan cara harus saling menghormati, interaksi dengan akhlak yang baik, dan tidak membeda-bedakan seseorang berdasarkan agamanya. Terlebih lagi, membenci terhadap sesama manusia itu akan menyebabkan hati kita keras dan sulit menerima kebaikan.

Baca Juga

Berikut ini Beda Khotbah Idulfitri dengan Khotbah Salat Jumat


3. Tema Memperkuat Kesalehan

Jamaah Salat Idulfitri Rahimakumullah,
Di pagi ini, kita merasakan getaran sukacita yang mengalir dari hati ke hati. Suara takbir yang menghiasi langit, menggema dalam jiwa yang bersukacita, memenuhi ruang dengan rasa syukur dan kegembiraan.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |