Kisah Vinicius Jr: Disepelekan di Liga Brasil, Kini 2 Kali Juara Liga Champions

5 hours ago 2

loading...

Vinicius Junior kini dikenal sebagai salah satu bintang paling bersinar di Eropa bersama Real Madrid . Namun di balik kejayaan dan dua trofi Liga Champions yang sudah diraihnya, pemain asal Brasil ini pernah mengalami fase pahit dalam karier, baik di kampung halamannya maupun saat awal menapaki panggung elite Eropa.

Vinicius Jr. lahir di Sao Goncalo, Brasil, pada 12 Juli 2000. Ia meniti karier profesional bersama Flamengo, klub raksasa Brasil, dan mulai mencuri perhatian sejak di level junior. Namun, meski tampil impresif dengan mencetak 10 gol dan 4 assist dalam 49 pertandingan untuk tim senior Flamengo, Vinicius sempat disepelekan di tanah kelahirannya.

Ia bahkan harus menghadapi tekanan besar di usia muda, termasuk dari federasi dan media. Teranyar, Vinicius sempat terseret kontroversi kepemilikan saham klub yang dianggap melanggar aturan FIFA soal konflik kepentingan. Badan sepak bola dunia itu menyoroti keterlibatan Vinicius dalam struktur kepemilikan klub yang bisa membuatnya terancam sanksi berat: denda, perintah menjual saham, hingga larangan bermain dua tahun.

Isu ini memicu perdebatan besar di Brasil dan menjadi gambaran bahwa pemain muda sepertinya tak selalu mendapat dukungan penuh di negaranya sendiri.

Jadi 'Sampah' di Mata Benzema

 Disepelekan di Liga Brasil, Kini 2 Kali Juara Liga Champions

Ketika Vinicius memutuskan hijrah ke Real Madrid pada 2018 dengan nilai transfer mencapai 45 juta euro, tak sedikit yang meragukan kemampuannya. Bahkan di musim pertamanya, penampilan Vini dianggap belum sesuai ekspektasi. Dari 31 laga, ia hanya mencetak 3 gol dan 12 assist—statistik yang jauh dari kata istimewa untuk klub sebesar Madrid.

Yang paling menyakitkan, Vinicius sempat mendapat cibiran dari rekan setimnya sendiri, Karim Benzema. Dalam sebuah laga Liga Champions melawan Borussia Monchengladbach tahun 2020, Benzema terekam kamera mengatakan kepada Ferland Mendy agar tidak mengoper bola kepada Vinicius, menyebut pemain Brasil itu “hanya melakukan apa yang dia mau”. Pernyataan itu sempat viral dan menjadi bahan kritik tajam terhadap Vinicius.

Namun, seperti kisah klasik para juara, Vinicius menjawab semua keraguan dengan kerja keras dan performa konsisten. Ia menjelma menjadi penyerang sayap tajam di bawah asuhan Carlo Ancelotti. Puncaknya terjadi di musim 2021/2022, ketika Vinicius mencetak 22 gol dan 22 assist di semua kompetisi—termasuk gol penentu kemenangan di final Liga Champions melawan Liverpool.

Tak hanya itu, Vinicius juga mengantarkan Madrid meraih tiga gelar di musim tersebut: La Liga, Piala Super Spanyol, dan Liga Champions. Ia kembali menambah koleksi trofinya musim ini dengan membawa Los Blancos kembali juara Liga Champions, menjadikannya dua kali mengangkat trofi paling prestisius di Eropa sebelum usianya genap 25 tahun.

Kisah Vinicius Junior adalah potret bagaimana pemain muda bisa bertumbuh luar biasa ketika diberi waktu dan kepercayaan. Ia pernah disepelekan, baik di Brasil karena isu non-teknis, maupun di Madrid oleh rekan setim sendiri. Namun kini, Vinicius adalah simbol kebangkitan, kerja keras, dan pembuktian diri.

Dari tribun Maracana ke panggung final Liga Champions, Vinicius Jr. telah menjawab semua keraguan dengan satu kalimat sederhana: trofi tak pernah bohong.

(sto)

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |