AS Bakal Turunkan Tarif Impor dari China, Trump Ajukan Syarat Ini

4 hours ago 2

loading...

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan penurunan tarif impor yang tinggi terhadap China. FOTO/AP

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan penurunan tarif impor yang tinggi terhadap China. Trump mengakui tarif yang saat ini berlaku telah menciptakan hambatan signifikan dalam hubungan perdagangan antara kedua negara, yang merupakan dua ekonomi terbesar di dunia.

Sejak menerapkan kebijakan "America First", Trump memberlakukan tarif universal sebesar 10% untuk sebagian besar barang yang masuk ke AS. Namun, tarif untuk barang-barang asal China mencapai angka yang mencengangkan, yaitu 145%.

Baca Juga: Ini Respons Donald Trump usai Gambarnya sebagai Paus Picu Kemarahan Katolik

Sebagai respons, China juga menaikkan tarif impor dari AS hingga 125%. Kebuntuan ini telah mengguncang pasar keuangan dan berpotensi meningkatkan biaya barang-barang penting seperti pakaian dan mainan yang banyak digunakan oleh masyarakat Amerika.

"Saya akan menurunkan tarif ini pada suatu titik, karena jika tidak kita tidak akan pernah bisa berbisnis dengan mereka. Mereka sangat ingin berbisnis," ungkap Trump, seperti dilansir NDTV, dalam wawancara di program 'Meet the Press with Kristen Welker' di NBC.

Trump juga merujuk pada kondisi ekonomi terkini di China, di mana aktivitas pabrik mengalami kontraksi terburuk sejak awal tahun 2023. Indeks manajer pembelian manufaktur resmi menunjukkan penurunan yang signifikan. Sementara, pesanan ekspor baru mencapai titik terendah sejak Desember 2022 menandakan penurunan tajam yang mengingatkan pada masa penguncian pandemi di Shanghai.

Trump mengajukan syarat kesepakatan yang adil dalam negosiasi dengan China. Pada Jumat lalu, Beijing menunjukkan tanda-tanda keterbukaan untuk kembali ke meja perundingan dengan pernyataan dari kementerian yang menyebutkan bahwa mereka sedang mengevaluasi kemungkinan pembicaraan perdagangan dengan AS.

Baca Juga: Warren Buffett: Dolar AS Sedang Menuju ke Neraka

Meski demikian, dalam pernyataan kepada wartawan di atas Air Force One, Trump menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping, dalam waktu dekat.

Ia menambahkan bahwa kedua belah pihak saat ini membahas isu-isu yang berbeda, namun tetap menekankan bahwa AS sedang dalam diskusi perdagangan dengan beberapa negara, termasuk China. Trump mengulangi klaimnya bahwa China telah melakukan praktik perdagangan yang merugikan AS selama bertahun-tahun dan menegaskan komitmennya untuk mencapai kesepakatan yang adil bagi kedua belah pihak.

(nng)

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |