loading...
Kegagalan Sultan Agung Raja Mataram menyerang Banten membuat sang anak, Sultan Amangkurat I penasaran. Setelah naik tahta, dia memerintahkan pasukannya untuk menguasai Banten. Foto/Ist
KEGAGALAN Sultan Agung Raja Mataram menyerang Banten membuat sang anak, Sultan Amangkurat I penasaran. Benar saja ketika sang anak naik tahta jadi raja di Kerajaan Mataram Islam, dia langsung memberikan instruksi untuk menguasai Banten, wilayah di sisi barat Pulau Jawa.
Sultan Amangkurat I ingin untuk menguasai Banten. Ia ingin menebus kegagalan Sultan Agung, ayahnya yang gagal menguasai Banten. Bahkan untuk memantapkan konsolidasi pasukan, Sultan Amangkurat I mengangkat Pangeran Purbaya, yang juga pamannya sendiri sebagai komandan pasukan.
Baca juga: Kisah Mistik Sultan Agung Taklukkan Mekkah
Pengangkatan yang juga disambut oleh Purbaya asalkan ada jaminan tentang netralitas Batavia. Produksi senjata-senjata pun dilakukan oleh Mataram, mulai dari senapan, meriam, dan beberapa senjata lain.
Namun seiring berjalanya proses persiapan penyerangan ke Banten, terjadi dinamika datang dari para pemuka agama untuk mengarahkan serangan ke timur.
Disampaikan H.J. De Graaf pada "Disintegrasi Mataram: Dibawah Mangkurat I", para pemuka agama ini mengemukakan ke raja jika tidak melakukan akan memperoleh berkah. Bagi para pemuka agama itu, wilayah timur yakni Blambangan ini harus direbut terlebih dahulu dari orang-orang Bali yang dianggap berbeda keyakinan dengan Mataram.
Apalagi dahulu golongan pemuka agama pernah dihajar dan dihabisi oleh Sultan Mataram itu. Maka mereka bangkit berlandaskan pesan terakhir Sultan Agung, ayah Sultan Amangkurat I. Awalnya sang penguasa Mataram itu tak menghiraukannya.
Baca juga: Biografi Sultan Agung: Kelahiran, Kesaktian, dan Kematiannya
Namun karena dua peristiwa yang membuatnya ketakutan, akhirnya sang penguasa Mataram itu mau tunduk ke bisikan para pemuka agama.