Sedang Perang Melawan Kamboja, Thailand Beli Sistem Rudal Barak MX Israel Rp1,8 Triliun

10 hours ago 3

loading...

Thailand beli sistem pertahanan rudal Barak MX dari Israel senilai Rp1,8 triliun di tengah perangnya melawan Kamboja. Foto/IAI

BANGKOK - Thailand sedang bersiap untuk membeli sistem pertahanan rudal Barak MX dari Israel ketika militernya sedang berperang melawan pasukan Kamboja di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

Perusahaan Israel Aerospace Industries (IAI) yang memproduksi Barak MX telah mengonfirmasi keputusan Thailand.

“Berdasarkan kontrak tersebut, IAI akan memberikan kemampuan pertahanan udara canggih, menyediakan perlindungan yang lebih baik bagi wilayah udara Thailand terhadap Rudal Balistik Taktis (TBM) dan Air Breathing Targets (ABT), termasuk UAV, pesawat tempur, dan rudal jelajah dengan jangkauan pertahanan hingga 150 km [lebih dari 90 mil],” kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Jet Tempur F-16 Thailand Bombardir Kamboja, Lenyapkan Kasino

Presiden dan CEO IAI, Boaz Levy, menambahkan, "Kesepakatan ini merupakan tonggak penting bagi IAI di Asia Timur, dengan Thailand sebagai negara kunci dan berpengaruh di kawasan."

Meskipun IAI tidak memberikan nilai kesepakatan tersebut, Asian Military Review, yang meliput kawasan Asia-Pasifik, melaporkan nilainya sebesar THB3,44 miliar (Rp1,8 triliun).

Barak MX telah diakuisisi oleh sejumlah negara dalam beberapa tahun terakhir. Slovakia memperoleh sistem tersebut senilai lebih dari USD650 juta pada tahun 2024, dan Azerbaijan menginvestasikan lebih dari USD1 miliar pada sistem tersebut pada tahun 2024.

Thailand Terus Bombardir Kamboja

Sementara itu, militer Thailand dilaporkan telah mengebom setidaknya lima kasino Kamboja dan kompleks yang diduga markas penipuan daring (online scam) sejak pertempuran kembali pecah antara kedua negara pada hari Senin.

Rekaman serangan jet tempur Thailand yang diunggah daring menunjukkan para warga asing melarikan diri dari kompleks yang diduga sebagai markas online scam setelah serangan tersebut.

Militer Thailand mengeklaim lokasi yang tersebar di setidaknya tiga provinsi tersebut digunakan untuk tujuan militer, termasuk menempatkan pasukan, meluncurkan drone, dan menyimpan roket untuk peluncur BM-21.

Thailand telah menolak rencana Presiden AS Donald Trump untuk memanggil kedua belah pihak untuk mencapai perdamaian, dengan setengah juta orang terpaksa mengungsi akibat pertempuran di sepanjang perbatasan.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |