Prof Nuh: Penunjukan Pj Ketum PBNU Sah, Rapat Pleno Amanatkan Kyai Zulfa Percepat Muktamar

1 hour ago 2

loading...

Rais Syuriah PBNU KH Prof Mohammad Nuh bersama Ketum KH Zulfa Mustofa memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (10/12/2025). Foto/Dok. SindoNews

JAKARTA - Rais Syuriah PBNU KH Prof Mohammad Nuh menegaskan rapat pleno PBNU yang digelar tadi malam di Jakarta sah sesuai AD/ART organisasi dan Perkum Nomor 10 Tahun 2025. Dengan demikian, penunjukan KH Zulfa Mustofa sebagai pejabat ketua umum PBNU bersifat final dan mengikat.

“Bahwa rapat pleno tadi malam itu sah sesuai AD/RT. Dari jumlah kehadirannya pun juga sah di atas dari batas minimal, yaitu 50% plus satu. Alhamdulillah kemarin dari awal sudah di atas 55% yang hadir,” kata Prof Nuh dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Selain menunjuk Pj Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa, Prof Nuh juga mengingatkan rapat pleno juga menelurkan sejumlah rekomendasi yang harus dijalankan. Pertama, mengamanatkan pengurus PBNU dan Nahdliyin membantu korban bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Secara simbolik, dalam forum pembukaan rapat pleno diserahkan bantuan uang tunai Rp2 miliar yang akan segera disalurkan ke korban bencana. Baca juga: Hasil Pleno PBNU: KH Zulfa Mustofa Jadi Pj Ketum, Gantikan Gus Yahya

Kedua, bersifat internal. Yakni perintah kepada pejabat ketua umum PBNU segera melakukan konsolidasi internal baik di lingkungan PBNU maupun pengurus wilayah, cabang, lembaga dan badan otonom. “Untuk apa? Untuk mengefektifkan agar roda organisasi bisa berjalan dengan baik. Kita ingin melakukan percepatan pencapaian kinerja yang sudah ditargetkan, yang sudah diprogramkan,” jelasnya.

Prof Nuh menjelaskan, rekomendasi kedua ini sangat penting lantaran belakangan ada dinamika organisasi sehingga harus segera dilakukan langkah-langkah taktis untuk mencegah terganggunya roda kelembagaan. “Termasuk di dalamnya SK-SK atau apapun yang menjadi kendala itu kita selesaikan semua,” tegasnya.

Ketiga, penguatan layanan atau khidmah ijtimaiyah kepada warga NU maupun masyarakat secara keseluruhan. Dan yang tak kalah penting adalah rekomendasi terakhir, yaitu pejabat ketua umum segera menyiapkan peringatan 100 tahun NU dalam hitungan masehi. “Yang kalau dihitung itu tanggal 31 Januari 2026, pas harinya adalah hari Sabtu,” terangnya.

Pada momentum tersebut, rapat pleno PBNU mengamanatkan digelar konferensi besar atau munas alim ulama dalam rangka mempersiapkan muktamar ke-35 pada 2026. “Rois Aam sudah memberikan beberapa catatan. Ini bukan percepatan muktamar, bukan. Tetapi mengembalikan siklus muktamar ini seperti sebelum terjadinya Covid-19. Karena muktamar yang ada di Lampung yang ke-34 itu mundur sebenarnya. Karena terjadinya Covid-19. Sekarang kesempatan bagus untuk mengembalikan pada siklus yang normal,” urainya.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |