Mengapa Pemimpin Eropa Merasa Dikhianati Trump dalam Perdamaian Ukraina?

13 hours ago 5

loading...

Pemimpin merasa dikhianati Trump dalam perdamaian Ukraina. Foto/X

MOSKOW - Para pejabat tinggi Amerika Serikat sudah mengadakan pembicaraan dengan para diplomat Ukraina dan Eropa di Jenewa untuk membahas rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun antara Rusia dan Ukraina.

Namun, rencana 28 poin yang didorong oleh pemerintahan Trump telah membuat Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa khawatir, yang menganggapnya sebagai bentuk penyerahan diri terhadap tuntutan Rusia, khususnya konsesi teritorial dan pembatasan kekuatan militer Ukraina.

Trump telah menetapkan batas waktu 27 November bagi Ukraina untuk menerima rencana perdamaiannya, tetapi setelah mendapat penolakan dari para pemimpin Eropa, Washington tampaknya telah melunakkan pendiriannya, dengan Trump mengatakan bahwa rencana tersebut bukanlah "tawaran terakhir" bagi Ukraina.

Hal ini kemungkinan akan menciptakan ruang gerak bagi diplomasi dalam perundingan berisiko tinggi di Jenewa, Swiss.

Mengapa Pemimpin Eropa Merasa Dikhianati Trump dalam Perdamaian Ukraina?

1. Eropa Ingin Jaminan Keamanan Jangka Panjang

Perundingan ini merupakan upaya untuk merekonsiliasi rancangan rencana perdamaian yang kontroversial, karena Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa menginginkan kepentingan keamanan jangka panjang Kyiv terlindungi.

Perwakilan dari Ukraina, Jerman, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa akan bergabung dengan para pejabat tinggi AS, termasuk Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Utusan Khusus Steve Witkoff, untuk membahas cara mengakhiri perang – perang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan akan ada juga kehadiran Rusia.

BacaJuga: 4 Alasan Sanksi Uni Eropa terhadap Rusia Gagal Total, Salah Satunya Dipicu Inisiatif Trump

2. Ukraina Menyerahkan Sebagian Wilayahnya ke Rusia

Kekhawatirannya adalah tentang konsesi teritorial yakni Luhansk, Donetsk, dan Krimea, yang menurut rencana, harus diserahkan Ukraina sebagai imbalan atas potensi kesepakatan permanen dengan Rusia. Mereka harus membekukan garis depan, terutama di Kherson dan Zaporizhia.

Kemudian, pengurangan kapasitas angkatan bersenjata Ukraina dari 900.000 menjadi 600.000, dan ini secara luas dianggap oleh Ukraina sebagai konsesi besar yang tidak dapat mereka berikan."

Dalam sebuah unggahan di X pada hari Minggu, Zelenskyy mengatakan ia berharap “akan ada hasil”.

“Pertumpahan darah harus dihentikan, dan kita harus memastikan bahwa perang tidak pernah berkobar kembali,” kata pemimpin Ukraina itu. “Saya menunggu hasil perundingan hari ini dan berharap semua peserta akan bersikap konstruktif. Kita semua membutuhkan hasil yang positif.”

3. Tidak Mengatasi Masalah Keamanan Ukraina

Sekutu-sekutu Ukraina di Eropa mengatakan bahwa rencana perdamaian saat ini tidak mengatasi masalah keamanan Ukraina. Mereka mengatakan Rusia tidak dapat dihadiahi wilayah karena menginvasi Ukraina.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada hari Minggu bahwa "setiap rencana perdamaian yang kredibel dan berkelanjutan harus, pertama-tama, menghentikan pembunuhan dan mengakhiri perang, tanpa menabur benih konflik di masa depan".

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |