Kementerian PU Harap Arsitek Dukung Mitigasi Perubahan Iklim

9 hours ago 5

loading...

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti berharap semua arsitek di Indonesia bisa berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim. Foto/istimewa

TANGERANG - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti berharap semua arsitek di Indonesia bisa terus berinovasi dan juga berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Tujuannya agar arsitek bisa berperan aktif dalam aksi mitigasi perubahan iklim.

Hal itu disampaikan Diana dalam forum dan pameran arsitektur ARCH:ID 2025 yang digelar mulai 8-11 Mei 2025 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Jumat (9/5/2024).

Diana mengatakan, di tengah krisis iklim dan disrupsi teknologi, salah satu strategi utama untuk meningkatkan performa arsitektur dan juga industri konstruksi adalah bagaimana mereduksi emisi karbon disektor bangunan gedung.

“Nah di sinilah arsitek mempunyai peran yang sangat penting. Karena arsitek tidak bisa lepas dari bangunan gedung. Dan beberapa strategi reduksi yang bisa dilakukan ini tentunya untuk mengurangi penggunaan energi melalui perubahan prilaku dan juga efisiensi energi. Ini yang benar-benar selalu kita tekankan,” kata Diana.

Baca juga: Ancaman Perubahan Iklim, Kesehatan Ibu dan Anak Harus Diprioritaskan

Business Development Manajer PT Tatalogam Lestari Christi Pramudianti Wihardjono menyebut pembangunan yang berkelanjutan harus juga didukung dengan material konstruksi yang dalam proses manufaktur, proses produksi hingga proses distribusinya menghasilkan emisi karbon yang sangat rendah.

“Semua produk baja ringan yang diproduksi pastinya sudah ramah lingkungan yah. Bahkan kini beberapa material kami sedang dalam proses Greenship Solution Endorsment (GSE) untuk memberikan suatu kepastian bahwa material kami dalam proses manufakturingnya, dalam proses produksinya, sampai proses distribusinya menghasilkan jejak karbon yang sedikit,” kata Christi.

Baca juga: Indonesia Komitmen Paris Agreement, Siapkan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim

Christi menambahkan, penggunaan material ramah lingkungan, dan pemanfaatan teknologi tepat guna juga bisa bisa membantu upaya pemerintah dalam memitigasi perubahan iklim. Hal ini dibuktikan dengan penggunan material Purlin dengan sistem Domus Fastrac yang mereka gunakan dalam membangun disain arsitektur mereka kali ini.

Dalam pembangunan Ruang Riung, hampir tidak ada limbah yang dihasilkan dilokasi pembangunan. Hal ini terjadi karena dengan system Domus Fastrac, semua material sudah diperhitungkan dengan program terkomputerisasi dan dipotong sesuai kebutuhan di pabrik sebelum dikirim ke lokasi pembangunan.

“Jadi zero wate, tidak ada material yang terbuang di lokasi pembangunan. Dan semua material kami ini konsepnya bisa digunakan kembali atau reuse. Semua material kami bisa dimodifikasi menjadi bentuk lain digunakan untuk bentuk lain, dan digunakan ditempat yang lain,” ucapnya.

(cip)

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |