Ibas: Koperasi Merah Putih Harus Berkualitas dan Transparan

14 hours ago 8

loading...

Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY/Ibas) dalam acara Diskusi Kebangsaan Koperasi Hebat, Indonesia Kuat dihadiri oleh para pemerhati dan pegiat koperasi dari berbagai daerah di Gedung MPR RI, Rabu (9/7/2025). Foto/Is

JAKARTA - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY/Ibas) menegaskan bahwa koperasi bukan sekadar nostalgia atau formalitas, melainkan strategi kebangsaan untuk wujudkan keadilan ekonomi yang berkelanjutan. Dia berharap Program Nasional Koperasi Merah Putih bukan hanya label, tapi benar-benar berkualitas, sesuai tujuan besar bangsa, dengan tata kelola yang transparan.

Koperasi di tengah ketidakpastian global dan gejolak geopolitik harus menjadi bagian dari strategi geostrategi Indonesia. Hal itu disampaikan Ibas dalam acara Diskusi Kebangsaan “Koperasi Hebat, Indonesia Kuat” dihadiri oleh para pemerhati dan pegiat koperasi dari berbagai daerah di Gedung MPR RI, Rabu (9/7/2025).

“Hari ini, kita tidak berkumpul untuk nostalgia, kita berkumpul untuk menyambut semangat karena kami percaya dan ingin saudara semua juga percaya bahwa: kalau koperasi hebat, maka Indonesia pasti kuat!,” ungkap Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR ini.

 Koperasi Merah Putih Harus Berkualitas dan Transparan

Baca juga: Presiden Prabowo Luncurkan 3 Program Jelang HUT ke-80 RI, Apa Saja?

Dia menekankan bahwa koperasi adalah jalan khas Indonesia dalam membangun sistem ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. “Mengapa koperasi adalah jalan Indonesia? Koperasi bukan gagasan impor, koperasi itu lahir dari rahim sejarah bangsa ini,” kata EBY.

“Bung Hatta menyebut koperasi sebagai jalan tengah antara kapitalisme yang menindas dan sosialisme yang menafikkan hak miliki,” sambungnya.

Dia berpendapat bahwa semangat koperasi sejalan dengan nilai Pancasila, namun ia juga secara jujur mengakui koperasi di Indonesia belum sepenuhnya menjadi kekuatan ekonomi utama. “Tapi mari kita jujur, koperasi Indonesia hari ini belum sepenuhnya menjadi kekuatan ekonomi utama. Di banyak tempat, koperasi hanya formalitas. Di atas kertas ada, di lapangan tak terasa. Bukan karena rakyat tidak sanggup, tapi bisa jadi negara belum betul-betul berpihak,” ungkapnya.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |