Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Kanal
MNC Portal
Live TV
MNC Networks
Senin, 09 Juni 2025 - 21:46 WIB
CIRes LPPSP UI dan INADIS menggelar seminar bertajuk Eksplorasi Mineral Kritis, Pemenuhan Hak-Hak Masyarakat Adat di Sulawesi, dan Kaitannya dengan Kebijakan Luar Negeri Indonesia. Foto/UI.
JAKARTA - Ambisi Indonesia untuk menjadi pemain penting dalam percaturan politik global semakin nyata dengan eksplorasi mineral kritis secara masif. Menanggapi fenomena ini, Center for International Relations Studies (CIReS), Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP), Universitas Indonesia, serta Indonesian Institute of Advanced International Studies (INADIS) menginisiasi diskusi yang mengeksplorasi perspektif alternatif yang jarang terdengar.
Diskusi ini berlangsung di Auditorium Juwono Sudarsono, Universitas Indonesia, pada Rabu (7/5/2025), dengan menghadirkan akademisi, kelompok masyarakat sipil, dan perwakilan Komnas HAM.
Baca juga: SIMAK UI 2025 Resmi Dibuka, Cek Link Pendaftaran Terbarunya yang Sudah Berubah
Secara umum, para panelis dalam diskusi bertajuk Eksplorasi Mineral Kritis, Pemenuhan Hak-Hak Masyarakat Adat di Sulawesi, dan Kaitannya dengan Kebijakan Luar Negeri Indonesia menyimpulkan bahwa eksplorasi nikel, meskipun memiliki tujuan normatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghasilkan berbagai ekses negatif.
Diperlukan upaya mitigasi agar pembangunan bersifat inklusif dan bermanfaat bagi semua pihak, khususnya masyarakat adat serta komunitas sekitar wilayah eksplorasi mineral kritis.
Dalam keynote speech, Ketua Komnas HAM, Dr. Atnike Nova Sigiro, menekankan bahwa Indonesia memainkan peran penting dalam transisi energi global melalui cadangan mineral kritis seperti nikel, terutama di Sulawesi.
Baca juga: Rektor UI Gratiskan Uang Kuliah Anak Dosen dan Tendik
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis
Jerman akan Gelar Latihan Militer untuk Hadapi Rusia