China Bangun Armada di Tengah Laut, Nelayan atau Mata-Mata?

8 hours ago 4

loading...

Kapal penelitian China, Tan Suo Yi Hao, dekati wilayah Australia. Ada laporan China diduga manfaatkan kapal nelayan untuk misi intelijen di berbagai perairan, termasuk di Samudra Hindia. Foto/Sydney Morning Herald

JAKARTA - Eropa sangat bergantung pada perairan terbuka untuk perdagangan, energi, dan keamanan. Namun, di balik ombak lautan internasional tersembunyi ancaman tak kasat mata: kapal penangkap ikan China yang sesungguhnya berfungsi sebagai perpanjangan tangan operasi intelijen maritim Beijing.

Meski tampak sebagai kapal komersial biasa, kapal-kapal ini merupakan bagian dari strategi “milisi maritim” China. Mereka dilengkapi sensor canggih, komunikasi satelit, dan bahkan senjata ringan, berpura-pura sebagai nelayan laut dalam sambil mengumpulkan informasi sensitif.

Mengutip dari The European Conservative, Sabtu (2/8/2025), kehadiran kapal-kapal ini yang kian meningkat di Samudra Hindia, Laut Arab, Teluk Benggala, hingga perairan lainnya telah menimbulkan dua dampak besar: merusak mata pencaharian nelayan lokal dan sekaligus menyediakan intelijen penting bagi Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN).

Baca Juga: Dramatis dan Menegangkan, Ini Momen Pasukan Filipina Cegat Kapal Mata-mata China

Fenomena ini sangat terasa saat operasi militer India, Sindoor, berlangsung pada Mei 2025 untuk menargetkan infrastruktur teroris di Pakistan, di mana kapal-kapal nelayan “asing” membuntuti armada India dan diduga mengirimkan data pergerakan ke China dan Pakistan.

Menurut lembaga think tank Overseas Development Institute (ODI) yang berbasis di London, armada kapal penangkap ikan laut lepas milik China diperkirakan mencapai 17.000 kapal di seluruh dunia.

Namun tujuannya bukan sekadar menangkap cumi atau tuna. Profesor Andrew S. Erickson dari U.S. Naval War College menyebut bahwa sebagian besar kapal ini merupakan bagian dari People’s Armed Forces Maritime Militia (PAFMM), entitas semi-militer yang memperkuat PLAN dan Penjaga Pantai China dengan kamuflase sipil.

Kapal-kapal ini biasanya dipasangi AIS (automatic identification system), sistem komunikasi satelit, dan lampu LED intensitas tinggi untuk memancing di malam hari, menggunakan jaring lingkar (purse seine) atau jaring insang. Beberapa bahkan membawa perlengkapan non-mematikan seperti meriam air atau laser—alat untuk mengganggu, bukan menangkap ikan.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |