loading...
Bangkai kapal perang USS Indianapolis Angkatan Laut AS. Kapal perang ini tenggelam di Samudra Pasifik setelah dihantam dua torpedo kapal selam Jepang tahun 1945. Foto/Paul G Allen/BBC
WASHINGTON - Kapal perang USS Indianapolis merupakan kapal yang bernasib paling tragis bagi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Kapal yang membawa komponen-komponen bom atom pertama itu tenggelam setelah dihantam dua torpedo Jepang di Samudra Pasifik pada 1945.
Momen tragis dalam insiden itu adalah nasib sekitar 150 pelautnya yang dimakan hidup-hidup oleh kawanan hiu. Cerita kapal tersebut telah menginspirasi film Jaws.
Tepat setelah tengah malam pada 30 Juli 1945, torpedo pertama kapal selam Jepang meledak di haluan kanan kapal USS Indianapolis, memicu 13.250 liter bahan bakar penerbangan menjadi menara api luar biasa.
Baca Juga: AL Inggris Cegat Kapal Perang Rusia RFN Stoikiy
Beberapa detik kemudian, ledakan kedua merobek kapal di dekat magazine bubuknya.
USS Indianapolis, yang masih bergerak dengan kecepatan 17 knot, bergetar, pecah, dan menghilang di bawah Samudra Pasifik hanya dalam 12 menit.
Dari 1.196 orang di dalamnya, sekitar 900 orang berhasil masuk ke air hidup-hidup. Namun mimpi buruk mereka baru saja dimulai.
Saat matahari terbit, para penyintas berkumpul dalam kelompok-kelompok, mencoba berpegang teguh pada harapan di tengah kekacauan.
Matahari terik menyengat tanpa ampun, dahaga menguasai, halusinasi merayap masuk. Lalu, hiu-hiu ganas datang.
Hiu-hiu koboi samudra yang besar, berotot, dan tak kenal takut mendekat terlebih dahulu ke bangkai-bangkai yang mengapung–sebelum makhluk-makhluk laut itu mengalihkan perhatian mereka ke ratusan pelaut yang hidup.
Mengenang kengerian itu, korban selamat Loel Dean Cox mengatakan kepada BBC: “Sesekali, bagaikan kilat, [seekor hiu] datang langsung dan menerkam seorang pelaut, lalu menenggelamkannya."
“Seekor hiu datang dan menerkam pelaut di sebelah saya. Hanya ada seseorang yang berteriak, menjerit, atau digigit," kenangnya.
Dr Lerwis Hayes, kepala petugas medis kapal, juga mengenang: “Tidak ada yang bisa saya lakukan selain memberi nasihat, menguburkan korban, menyelamatkan jaket pelampung, dan berusaha mencegah para awak meminum air asin."
“Anak-anak muda yang sesungguhnya—Anda hilangkan harapan mereka, Anda hilangkan air dan makanan mereka—mereka akan minum air asin lalu akan pergi dengan cepat.”














































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5306240/original/055666600_1754380232-Gopay.jpeg)
