loading...
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat pada 7 April 2025. Foto/Avi Ohayon (GPO)/Anadolu Agency
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggambarkan Gaza sebagai "real estat yang luar biasa" dan "properti tepi laut" yang ingin dimilikinya, demikian dilaporkan Quds News Network.
Trump menyampaikan komentarnya tersebut dalam acara pers bersama penjahat perang yang didakwa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada hari Senin (7/4/2025).
Trump menyarankan "pasukan penjaga perdamaian" AS dapat mengendalikan Gaza dan penduduk asli Palestina harus diusir ke negara lain.
"Jika Anda mengambil orang Palestina dan memindahkan mereka ke berbagai negara... ada banyak negara yang akan melakukan itu," ujar Trump.
Dia menyatakan, "Saya tidak mengerti mengapa Israel pernah menyerahkannya. Mereka mengambil properti tepi laut."
Para kritikus menunjukkan pernyataan Trump salah menggambarkan sejarah dengan menyiratkan Israel memberikan Gaza kepada penduduk asli Palestina, meskipun telah bertahun-tahun pendudukan militer dan blokade.
Trump juga mengabaikan genosida Israel yang sedang berlangsung yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina sejak Oktober 2023, dan melukai lebih dari 100.000 orang lainnya.
Perdana Menteri Israel, yang juga menghadapi tuduhan korupsi di negara pendudukan tersebut, menggambarkan genosida yang sedang dilakukannya terhadap warga Palestina sebagai cara "berupaya agar penduduk Gaza memiliki pilihan untuk pergi ke negara lain."
Acara konferensi pers tersebut tertutup bagi sebagian besar media, hanya beberapa wartawan pro-Trump dan Israel yang hadir.
Banyak yang memandang hal ini sebagai upaya Gedung Putih menghindari pertanyaan tentang krisis kemanusiaan dan kejahatan Israel di Gaza.
(sya)