AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya

7 hours ago 5

loading...

AS membutuhkan ribuan triliun untuk memodernisasi senjata nuklirnya. Foto/X/@YinZP365

WASHINGTON - Kantor Anggaran Kongres AS (CBO) memperkirakan bahwa USD946 miliar atau sekitar RpRp15.919 Triliun akan dihabiskan hingga tahun 2034 untuk mempertahankan dan memodernisasi kekuatan militer nuklir negara saat ini.

CBO merilis laporan dua tahunannya yang berjudul "Proyeksi Biaya Kekuatan Nuklir AS," yang didasarkan pada rencana anggaran Kementerian Pertahanan dan Energi AS.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pengeluaran nuklir akan menghabiskan biaya sekitar $95 miliar per tahun antara tahun 2025 dan 2034, dengan $357 miliar disisihkan hingga tahun 2034 untuk mempertahankan senjata nuklir yang ada.

Estimasi menunjukkan bahwa USD309 miliar akan dihabiskan untuk sistem persenjataan, USD79 miliar untuk sistem komando, kontrol, komunikasi, dan peringatan dini, dan USD72 miliar untuk peralatan laboratorium, dengan USD129 miliar disisihkan untuk biaya tambahan potensial.

Kekuatan nuklir AS meliputi kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, rudal balistik antarbenua berbasis darat, pembom jarak jauh dan pendek, dan hulu ledak nuklir.

Menurut data Januari 2024 dari portal statistik berani Statista, 5.044 dari 12.121 hulu ledak nuklir dunia adalah milik AS.

Sementara itu, Defense Express melaporkan Kepala Komando Strategis AS, Anthony J. Cotton, menguraikan ancaman nuklir utama yang ditimbulkan oleh Rusia, China, Korea Utara, dan Iran dalam laporannya kepada Senat AS. Laporan ini menyajikan penilaian yang sangat pesimistis terhadap kerja sama yang berkembang di antara negara-negara totaliter bersenjata nuklir.

Laporan tersebut menantang pandangan sederhana yang dipegang oleh beberapa pendukung Trump bahwa hanya dengan mengalihkan sumber daya ke Pasifik akan secara otomatis menyelesaikan sebagian besar masalah keamanan. Bahkan memprioritaskan upaya untuk melawan Tiongkok tidak mengubah fakta bahwa Beijing secara aktif bekerja sama dengan Moskow untuk memperluas kemampuan nuklirnya.

Secara khusus, laporan tersebut menyatakan bahwa Beijing melakukan investasi signifikan dalam memperluas infrastruktur nuklirnya dan meningkatkan produksi plutonium dalam reaktor pembiak dengan dukungan Rusia.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |