loading...
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam podcast To The Point Aja! yang tayang di kanal YouTube SINDOnews, Kamis (31/8). FOTO/Tangkapan Layar/SINDOnews
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa maraknya fenomena "rojali" (rombongan jarang beli) dan "rohana" (rombongan hanya nanya) yang muncul di tengah masyarakat tidak serta merta mencerminkan melemahnya daya beli. Ia menilai fenomena tersebut lebih merupakan gambaran dari perubahan pola konsumsi masyarakat yang kini semakin dinamis.
"Fenomena itu mencerminkan pergeseran perilaku konsumen. Walaupun pengunjung pusat perbelanjaan masih ramai, masyarakat kini lebih selektif dan cenderung mencari alternatif belanja seperti e-commerce atau menunggu diskon besar," ujar Airlangga dalam podcast To The Point Aja! yang tayang di kanal YouTube SINDOnews, Kamis (31/8).
Baca Juga: Menko Airlangga: Tak Ada Barter Pesawat dan Data Pribadi dalam Kesepakatan Tarif AS
Menurut dia, aktivitas masyarakat yang tetap mengunjungi mal meski tidak membeli secara langsung tetap memberikan kontribusi pada ekonomi, terutama di sektor pendukung seperti kuliner dan hiburan. "Kunjungan ke mal tetap menciptakan demand. Meski hanya cuci mata, ada belanja makanan dan minuman di sana," ujarnya.
Airlangga menambahkan gaya hidup digital dan kemudahan akses informasi harga menjadi alasan banyak konsumen memilih membeli barang secara daring setelah membandingkan harga di toko fisik. "Banyak yang lihat-lihat dulu di mal, lalu beli online karena lebih murah. Ini tren yang berkembang di era digital," katanya.
Menghadapi tantangan tersebut, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk merangsang konsumsi domestik. Salah satu yang diusulkan adalah kampanye diskon nasional dalam rangka momentum khusus seperti peringatan kemerdekaan RI.
"Saya sudah menyampaikan kepada Aprindo dan asosiasi lain agar mempertimbangkan program diskon besar-besaran. Misalnya, HUT ke-80 RI bisa dijadikan momen diskon 80 persen untuk produk tertentu. Ini bisa menjadi pemicu belanja," ungkapnya.