4 Jenis Fitnah dan Problema Hidup Manusia yang Digambarkan dalam Surat Al Kahfi, Simak Ya!

21 hours ago 4

loading...

Surat Al Kahfi banyak menjelaskan tentang kehidupan manusia dan problemnya. Misalnya, surat ini memberi pelajaran tentang bahaya fitnah yang melanda dan ujian-ujian manusia di dunia. Foto ilustrasi/ist

Surat Al Kahfi banyak menjelaskan tentang kehidupan manusia dan problemnya. Misalnya, surat ini memberi pelajaran tentang bahaya fitnah yang melanda dan ujian-ujian manusia di dunia.

Karena itu, rahasia agung di balik sunnah membaca surah al-Kahfi setiap Jumat adalah agar setiap insan harus mampu menginsafi dan mampu menghadapi berbagai jenis fitnah .

Ustaz Muhammad Faishal Fadhli dalam paparan ceramahnya di Jakarta mengungkapkan, yang dimaksud dengan fitnah adalah ujian; ujian terberat dalam kehidupan. Mulai dari fitnah dalam beragama, fitnah harta, fitnah keilmuan, dan fitnah kekuasaan.

"Semua itu dibahas satu per satu dalam surah ini."ungkap dai yang berkhidmat di Kajian Sunah itu.

Berikut uraian penjelasan tentang jenis fitnah dalam Surat Al-Kahfi yang disampaikan Ustaz Muhammad Faishal Fadhli tersebut:

1. Fitnah dalam beragama

Fitnah ini tergambar dalam kisah Ashabul Kahfi (Lihat ayat 9—26). Menceritakan tujuh pemuda yang beriman, melarikan diri ke dalam gua, demi menyelamatkan akidah. 309 tahun lamanya mereka ditidurkan. Ditemani seekor anjing.

Kisah ini menjadi salah satu keajaiban yang belum ada duanya sepanjang sejarah manusia. Pesan moralnya: pegang teguhlah agama Allah, karena pertolongan-Nya senatiasa membersamai para hamba beriman.

2. Fitnah harta

Fitnah ini terdapat dalam kisah shahibul jannatain (pemilik dua kebun) anggur yang dikelilingi pohon-pohon kurma sebagai pagarnya. Di antara kedua kebun itu terdapat ladang. Allah alirkan air ke dalamnya.

Namun, sang pemilik kebun bersifat congkak, membanggakan kekayaan yang dimiliki. Ia berkata kepada temannya yang beriman tapi miskin, “Ana aktsaru minka maalan wa a’azzu nafaran.” Hartaku lebih banyak dibandingkan hartamu, dan para pengikutku lebih kuat.” (Lihat ayat 32—34).

Bukan hanya itu, si pemilik kebun yang merasa tatanan kebunnya itu luar biasa canggih dan rapi, mengira bahwa aset berharganya bersifat abadi. Lebih parah lagi, ia mengingkari datangnya hari Kiamat. (Lihat ayat 36—37).

Maka, kawannya yang beriman memberinya nasihat dan mengajarinya sebuah doa agar tidak jumawa. Setiap kali masuk kebun, berucaplah, “Maa sya’a Allah. Laa quwwatu illa billah.” (QS. Al-Kahfi: 39)

Kemudian, ending dari kisah ini: Allah menghendaki kebun anggur itu roboh, hancur, binasa. Barulah si pemilik kebun menyesali perbuatannya. (Lihat ayat 42).

Pesan moralnya: Allah memberi kekayaan kepada seseorang bukan dalam rangka memuliakannya, tetapi demi untuk mengujinya; apakah ia akan bersyukur atau berbuat kufur?

3. Fitnah ilmu

Hal ini sebagaimana tersirat dalam kisah Nabi Musa bersama Nabi Khidir ‘alahimas salaam (ayat 60—82).

Dalam kitab-kitab tafsir disebutkan, suatu ketika, Nabi Musa ditanya oleh kaumnya, “Adakah yang lebih ‘alim darimu?” Kemudian Nabi Musa menjawab, “Tidak ada.”

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |