3.000 Resto di Singapura Bangkrut Massal, 250 Tempat Makan Tutup setiap Bulan

11 hours ago 4

loading...

Ratusan tempat makan menghilang setiap bulan di Singapura, kini restoran Ka-Soh yang menjadi ikon di Greenwood Avenue juga mengumumkan penutupan gerai mereka. Foto/Dok 8 Day

SINGAPURA - Ratusan tempat makan menghilang setiap bulan di Singapura , kini restoran Ka-Soh yang menjadi ikon di Greenwood Avenue juga mengumumkan penutupan gerai mereka. Sebuah era berakhir di Greenwood Avenue.

Ka-Soh, restoran Cantonese “zi char” berusia 86 tahun yang pernah menarik perhatian seperti Four Heavenly Kings dari Hong Kong, menyajikan semangkuk sup ikan terakhirnya pada 28 September.

"Kalah" itulah perasaan Cedric Tang, pemilik Ka-Soh generasi ketiga. "(Meskipun kami) telah bekerja sangat keras selama bertahun-tahun. Kami sudah cukup," katanya.

Baca Juga: Diaspora Loan BNI Tingkatkan Skala Bisnis Restoran Indonesia di Hong Kong

Penutupan resto legendaris ini menjadi keputusan yang 'dipaksakan', lantaran ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Terutama adalah kenaikan harga sewa sebesar 30% untuk tahun depan menjelang akhir 2025.

Untuk membayar sekitar USD15.000 per bulan atau setara Rp249 juta (dengan kurs Rp16.606 per USD), naik dari sekitar 12.000 dolar Singapura, dia mengatakan perlu menjual rata-rata 300 mangkuk mie sup ikan tambahan setiap bulannya. Sementara itu menaikkan harga bukanlah pilihan.

“Untuk bisnis turun temurun, kami berusaha untuk tidak terlalu menaikkan harga, karena kami ingin tetap dapat diakses oleh pelanggan lama kami,” katanya.

Selain itu Tang telah menggulung lengan bajunya, dengan memangkas biaya untuk dapur dan bahkan cuci piring. Namun hemat pun ada batasnya. Ka-Soh sekarang bergabung dalam daftar korban industri makanan dan minuman di Singapura.

Di antaranya ada juga Burp Kitchen & Bar, resto favorit keluarga lainnya yang tutup untuk menjadi salah satu dari 320 penutupan yang terjadi di bulan Juli. Selanjutnya Prive Group yang menutup semua restorannya pada 31 Agustus, menggenapi 360 kebangkrutan yang terjadi dalam sebulan di Singapura.

Lebih dari 3.000 bisnis makanan & minuman tutup tahun lalu, atau rata-rata sekitar 250 tempat makan tutup setiap bulannya. Angka kejatuhan restoran yang terjadi merupakah jumlah tertinggi dalam hampir dua dekade.

“Bahkan yang paling tangguh pun tidak bisa bertahan saat ini,” kata mantan pemilik restoran Chua Ee Chien, mengamati bahwa dua restoran Michelin Guide Singapura tutup dalam beberapa minggu setelah edisi tahun ini diterbitkan.

Harga Sewa Mencekik

Bagi banyak pemilik restoran, termasuk Ka-Soh, sewa menjadi biang kerok kebangkrutan, walaupun bukan satu-satunya atau belum tentu yang utama.

"Di dalam komunitas kami, mayoritas penyewa melaporkan kenaikan sewa antara 20 hingga 49 persen," kata Terence Yow, ketua Singapore Tenants United for Fairness (SGTUFF), yang mewakili lebih dari 1.000 pemilik bisnis F&B dan bisnis lainnya.

"Ini adalah sesuatu yang belum pernah kami lihat dalam 15, 20 tahun terakhir," sambungnya

Perputaran restoran yang sehat adalah hal yang normal, tetapi apa yang terjadi sekarang "belum pernah terjadi sebelumnya," tambahnya.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |