Siapa Ezzedin Al-Haddad? Pemimpin Baru Hamas yang Dijuluki Hantu Al Qassam

5 hours ago 4

loading...

Ezzedin Al-Haddad dikenal sebagai pemimpin baru Hamas. Foto/X/@EliGoldmanx

GAZA - Dijuluki oleh media Barat sebagai "Hantu Al Qassam" karena tidak menonjolkan diri, Ezzedin Al-Haddad yang berusia 55 tahun telah muncul sebagai pemimpin de facto Hamas di Gaza.

Jarang difoto, Al-Haddad adalah seorang pejuang berpengalaman yang telah selamat dari "beberapa upaya pembunuhan Israel". Ia naik ke posisi puncak dalam kelompok perlawanan tersebut setelah Israel membunuh Mohammed Sinwar pada Mei 2025.

“Dia pejuang yang tangguh dan keras kepala… Dia orang yang dihormati dan dicintai,” ujar Yousef Alhelou, seorang analis politik Palestina, kepada TRT World.

Siapa Ezzedin Al-Haddad? Pemimpin Baru Hamas yang Dijuluki Hantu Al Qassam

1. Perekrut Pejuang Gaza

Al-Haddad adalah orang ketiga dalam tujuh bulan yang memimpin Hamas di Gaza, tempat Israel telah membunuh lebih dari 57.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, selama 21 bulan terakhir.

Ia diketahui memainkan peran kunci dalam invasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 – sebuah peristiwa yang dianggap Israel sebagai “kekalahan terburuk dalam sejarah” mereka. Ia juga merekrut anggota untuk Hamas dan mengawasi penyanderaan warga Israel.

Alhelou menggambarkan Al-Haddad sebagai “salah satu komandan terkenal di Gaza utara” yang memiliki reputasi sebagai “orang yang cerdas”.

“Itulah sebabnya ia dengan mudah merekrut pejuang baru,” tambahnya.

Baca Juga: Meski Punya Bom Nuklir, Pakar Ini Ungkap 3 Alasan Militer Pakistan Tak Berani Melawan Israel

2. Mata Rantai Komandan Hamas

Lahir di Kota Gaza pada tahun 1970, Al-Haddad bergabung dengan Hamas yang baru terbentuk pada tahun 1987. Ia memulai kariernya sebagai prajurit infanteri di Brigade Qassam, sayap militer Hamas, dan dengan cepat naik pangkat hingga menjadi 'komandan peleton', 'komandan batalion', dan akhirnya menjadi 'komandan brigade'.

Ia telah menjadi "mata rantai krusial" di antara para komandan Hamas. Hubungan dekatnya dengan Yahya Sinwar, mantan pemimpin Hamas yang dibunuh pada Oktober 2024, memperdalam pengaruhnya di dalam kelompok perlawanan tersebut.

Ia juga memainkan peran penting di unit keamanan internal Hamas, al-Majd, di mana ia membasmi orang-orang yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.

“Gaya militernya berbeda dari para pendahulunya. Dia memiliki pengaruh besar dalam kepemimpinan politik,” kata Alhelou, merujuk pada sayap politik kelompok yang mengelola pemerintahan, diplomasi, dan hubungan masyarakat di Gaza, tempat Hamas berkuasa sejak 2007.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |