Praktik Bisnis Berkelanjutan Merambah ke Perusahaan Tambang Nikel

7 hours ago 3

logo-apps-sindo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Kanal

MNC Portal

Live TV

MNC Networks

Jum'at, 16 Mei 2025 - 21:40 WIB

Praktik Bisnis Berkelanjutan...

Di tengah ketegangan geopolitik global dan tuntutan pasar internasional terhadap praktik bisnis berkelanjutan, perusahaan sektor pertambangan, didorong memperkuat komitmen terhadap praktik sustainability. Foto/Dok

JAKARTA - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global dan tuntutan pasar internasional terhadap praktik bisnis berkelanjutan, perusahaan-perusahaan di Indonesia, terutama di sektor pertambangan , didorong untuk memperkuat komitmen terhadap praktik sustainability .

Peneliti Senior The Prakarsa Setyo Budiantoro mengatakan, konflik dagang antara Amerika Serikat dan China justru membuka peluang bagi Indonesia untuk mengambil peran lebih besar di pasar global. Hal ini dengan catatan, bahwa perusahaan harus mampu memenuhi standar keberlanjutan yang semakin ketat, terutama dari kawasan Eropa.

“Kalau produk kita tidak sustainable, kita akan terinklusi dari pasar. Kita nggak bisa masuk. Jadi ini bukan hanya soal etika, tapi juga soal daya saing,” ujarnya.

Baca Juga: Investasi Hilirisasi Tembus Rp136,3 Triliun, Nikel Sumbang Rp47,82 Triliun

Ia menambahkan, penerapan standar internasional seperti UN Global Compact, IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance), dan pelaporan keberlanjutan melalui OJK maupun Bursa Efek Indonesia, harus menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha.

Khususnya di sektor pertambangan, proses dari hulu ke hilir-mulai dari eksplorasi, produksi, transportasi, hingga pengelolaan limbah-harus memenuhi standar “responsible mining”. Namun Setyo mengakui bahwa penerapan praktik keberlanjutan di sektor tambang masih menghadapi tantangan besar.

Meski begitu, beberapa perusahaan mulai menapaki jalur yang sejalan dengan implementasi sustainability. Berdasarkan catatan, sejumlah perusahaan tambang di Indonesia sudah bersedia diaudit oleh IRMA yaitu Harita Nickel dan Vale Indonesia. Di tambang Harita Nickel, audit dilakukan tidak hanya pada penambangannya, tapi juga pada smelter dan refinery.

Sebagaimana diketahui, dibandingkan dengan standar keberlanjutan lain, IRMA termasuk yang paling sulit ditempuh, paling ketat, serta melalui tahapan panjang dan rigid. Apalagi, anggota Dewan di IRMA termasuk lembaga-lembaga masyarakat sipil yang paling kritis di dunia.

Karena itu, langkah ini dinilai sebagai upaya konkret untuk menjawab tudingan “dirty nickel” terhadap produk nikel Indonesia di pasar global. Sebagaimana diketahui, isu pencemaran air yang dikaitkan dengan operasi tambang nikel beberapa kali muncul. Misalnya, laporan Walhi Sulsel terkait dugaan pencemaran tambang Vale di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Lebih lanjut, Setyo mencontohkan implementasi sustainability juga tampak pada perusahaan di sektor pertanian juga seperti Green Giant Pineapple dan Daya Selaras. Ini menjadi sinyal positif tumbuhnya kesadaran pada aspek sustainability di Indonesia.

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Infografis

AS Setujui Penjualan...

AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 T untuk F-16 ke Ukraina

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |