loading...
Ustaz Felix Siauw , seorang ulama yang dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang tajam. Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Felix Siauw mengupas tuntas tentang siapa sesungguhnya Yesus menurut perspektif Islam.
Ia menjelaskan perbedaan pengucapan nama Yesus dalam berbagai bahasa, serta menegaskan bahwa dalam ajaran Islam, Yesus atau Isa Almasih adalah nabi yang sangat dihormati, namun bukan Tuhan. Pandangan ini diungkapkan dengan jelas oleh Ustaz Felix untuk menghindari kesalahpahaman yang sering terjadi antara umat Islam dan Kristen mengenai sosok Yesus Kristus.
Dalam agama-agama samawi , atau agama langit, terdapat satu kesamaan yang mendasar, yaitu tauhid. Tauhid berarti mengesakan Allah, yang merupakan inti dari semua agama yang diturunkan sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Setiap nabi yang diutus oleh Allah, termasuk Nabi Muhammad, membawa ajaran yang sama, yaitu untuk menyembah Allah yang Maha Esa. Ajaran ini disampaikan melalui wahyu yang diterima oleh setiap nabi.
Seorang Muslim harus beriman kepada seluruh nabi dan rasul yang diutus Allah, termasuk Nabi Isa, atau yang dikenal dengan nama Yesus Kristus dalam agama Kristen. Nabi Isa adalah salah satu dari lima nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi, yaitu nabi-nabi yang memiliki keteguhan iman luar biasa. Empat nabi lainnya adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Nama Isa sangat dikenal dalam Alquran, yang menyebutnya sebagai Isa Ibnu Maryam, dan kisahnya pun banyak diceritakan dalam kitab suci ini.
Sering kali, perdebatan muncul ketika menyebutkan nama Yesus atau Isa, terutama ketika umat Islam berbicara tentang Isa, sementara umat Kristen lebih familiar dengan sebutan Yesus Kristus. Di sini, kita perlu memahami bahwa Isa dan Yesus adalah orang yang sama. Meskipun ada perbedaan dalam sebutan, keduanya merujuk pada pribadi yang sama.
Penggunaan nama Yesus dalam bahasa Yunani, yang diambil dari kata "Iesous", berbeda dengan penyebutan dalam bahasa Ibrani atau Arab, di mana Yesus disebut "Yesua" dalam bahasa Ibrani dan "Isa" dalam bahasa Arab. Perbedaan fonetik ini muncul karena perbedaan bahasa dan pengucapan, namun orang yang dimaksud tetap sama, yaitu nabi Isa.
Ketika kita membahas tentang Yesus Kristus, kita tidak bisa lepas dari kata "Kristus" itu sendiri. Kristus berasal dari bahasa Yunani "Christos", yang artinya adalah "yang diurapi" atau "The Anointed One" dalam bahasa Inggris. Ini mengacu pada seseorang yang diberkahi dengan kekuasaan atau jabatan yang diberikan oleh Tuhan. Dalam tradisi Kristen, gelar ini merujuk pada keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias atau penyelamat umat manusia.
Namun, dalam pandangan Islam, meskipun Isa diakui sebagai utusan Allah yang sangat penting, ia tidak dianggap sebagai Tuhan. Islam mengajarkan bahwa Tuhan itu Maha Esa dan tidak ada yang setara dengan-Nya, termasuk Isa Almasih. Isa adalah nabi yang mengajarkan jalan kebenaran dan mengajak umat untuk menyembah Allah yang Maha Esa.
Konsep Tritunggal dalam Kekristenan
Salah satu perbedaan mendasar antara pandangan Islam dan Kristen adalah konsep Tritunggal Maha Kudus. Dalam agama Kristen, Tuhan dianggap terdiri dari tiga pribadi yang berbeda namun satu esensi: Tuhan Bapa, Tuhan Anak (Yesus), dan Tuhan Roh Kudus. Ini adalah ajaran yang tidak ada dalam Islam.
Islam mengajarkan bahwa Allah itu tunggal, tidak terbagi dalam bentuk apapun, dan tidak memiliki anak maupun diperanakkan. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, meskipun Isa sangat dihormati, ia tidak dianggap sebagai Tuhan. Ini adalah salah satu perbedaan besar dalam pandangan kedua agama tersebut.
Berkaitan dengan penanggalan Masehi, yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada masalah bagi umat Islam untuk menyebut tahun 2023 Masehi, karena ini merujuk pada tahun yang dihitung sejak kelahiran Yesus. Meski demikian, dalam Islam, kita tidak menggunakan istilah "Anno Domini" (AD), yang berarti "Tahun Tuhan Kami", karena ini mengandung makna bahwa Yesus adalah Tuhan, yang tidak diterima dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, umat Islam lebih memilih untuk menggunakan "Masehi" sebagai penanggalan tanpa mengaitkannya dengan status ketuhanan Yesus.
Salah satu perbedaan besar lainnya adalah pandangan mengenai kematian Yesus di kayu salib. Umat Kristen meyakini bahwa Yesus disalibkan dan mati untuk menebus dosa umat manusia. Namun, dalam Islam, keyakinannya berbeda. Islam mengajarkan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib, melainkan Allah menyelamatkannya dan mengangkatnya ke langit. Alquran menyebutkan bahwa "mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya" (QS. An-Nisa: 157). Umat Islam meyakini bahwa Isa akan kembali ke dunia pada akhir zaman sebagai bagian dari tanda-tanda kiamat.
Meskipun ada perbedaan besar dalam pandangan mengenai Yesus, baik dalam hal ketuhanan, kematian, maupun konsep Tritunggal, umat Islam tetap memiliki rasa hormat dan penghormatan terhadap Isa Almasih. Islam mengajarkan bahwa Yesus adalah salah satu nabi besar yang diutus Allah untuk membawa wahyu dan mengajak umat manusia kepada kebenaran.
Umat Islam diperintahkan untuk menghormati Isa sebagai nabi yang diutus oleh Allah. Tidak ada seorang Muslim pun yang boleh merendahkan atau menghina Yesus. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, seorang Muslim harus menghormati Isa dan semua nabi lainnya. Perbedaan pemahaman ini tidak menghalangi umat Islam untuk menunjukkan rasa hormat dan toleransi terhadap orang-orang yang berbeda agama.
Islam mengajarkan tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan. Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengatakan bahwa teman terbaik bagi umat Islam adalah orang-orang Nasrani, karena mereka pada dasarnya memiliki keinginan untuk mencari kebenaran, meskipun pandangan mereka berbeda dengan pandangan Islam.
Pada akhirnya, meskipun ada perbedaan besar dalam pandangan mengenai Yesus Kristus, umat Islam tetap menghormati Isa Almasih sebagai nabi Allah yang penting. Perbedaan sebutan, keyakinan mengenai ketuhanan, dan pandangan tentang kematian Yesus adalah hal-hal yang membedakan pandangan Islam dan Kristen. Namun, perbedaan tersebut tidak menghalangi umat Islam untuk menunjukkan rasa hormat dan toleransi terhadap saudara-saudara kita yang beragama Kristen.
Semakin kita mengetahui lebih banyak tentang kebaikan dan ajaran agama, seharusnya kita semakin bisa menghargai perbedaan, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai cinta kasih yang merupakan inti dari semua agama.
(wid)