Negara Ini Kembali Larang Rakyatnya Kunjungi Israel, Marah atas Pembantaian di Gaza

1 day ago 5

loading...

Bangladesh kembali melarang seluruh rakyatnya mengunjungi Israel sebagai protes kemarahan atas pembantaian di Gaza. Foto/via Dhaka Tribune

DHAKA - Pemerintah Bangladesh kembali menerapkan larangan bagi seluruh rakyatnya untuk bepergian ke Israel. Itu sebagai respons atas kemarahan publik terhadap pembantaian rakyat Palestina di Jalur Gaza oleh militer Zionis Israel.

Pemerintah sementara Bangladesh, yang dipimpim Muhammad Yunus, telah memberlakukan kembali tulisan "kecuali Israel" pada paspornya—yang dihapus oleh pemerintahan Sheikh Hasina pada tahun 2021—saat Israel dikecam secara global atas serangannya di Gaza.

Kementerian Dalam Negeri Bangladesh mengeluarkan arahan yang meminta departemen paspor dan imigrasi untuk mengembalikan kalimat "Paspor ini berlaku untuk semua negara di duniakecuali Israel" dalam izin perjalanan resmi bagi warga negara yang berkunjung ke luar negeri. Demikian laporan kantor berita pemerintah Bangladesh, BSS, Senin (14/4/2025).

"Kami mengeluarkan surat (arahan) tersebut pada tanggal 7 April," kata Nilima Afroze, Wakil Sekretaris Divisi Layanan Keamanan Kementerian Dalam Negeri Bangladesh.


Kebijakan 'Kecuali Israel' Bangladesh

Paspor Bangladesh yang lama biasanya memuat kalimat: "Paspor ini berlaku untuk semua negara di dunia kecuali Israel."

Kalimat tersebut dihapus pada tahun 2021 selama pemerintahan Liga Awami yang dipimpin oleh perdana menteri yang sekarang telah digulingkan, Sheikh Hasina.

Pihak berwenang saat itu mengatakan bahwa mereka tidak mengubah pendirian mereka terhadap Israel, tetapi frasa tersebut dihapus dari paspor untuk mempertahankan standar internasional dokumen tersebut.

"Tidak seorang pun dari Bangladesh dapat mengunjungi Israel, dan jika ada yang melakukannya, tindakan hukum akan diambil terhadap orang tersebut," kata AK Abdul Momen, menteri luar negeri saat itu, kepada Al Jazeera.

Namun, setelah perubahan tersebut, warga negara Bangladesh diizinkan untuk bepergian ke Israel dari negara ketiga jika mereka dapat memperoleh visa, karena tidak satu pun dari 17 Undang-Undang Hukum yang mengatur aturan imigrasi negara Asia Selatan tersebut dapat memberlakukan larangan perjalanan.

Protes Anti-Israel di Bangladesh

Namun, pengungkapan tersebut terjadi sehari setelah ribuan pengunjuk rasa berunjuk rasa di Dhaka untuk mengutuk tindakan Israel di Jalur Gaza, membawa ratusan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan seperti "Bebaskan, Bebaskan Palestina".

Protes utama diadakan di Suhrawardy Udyan, Dhaka, dekat Universitas Dhaka, dan banyak di antara mereka yang memukuli gambar Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menuduh mereka mendukung Israel.

Partai Nasionalis Bangladesh milik mantan perdana menteri Khaleda Zia dan kelompok serta partai Islam sayap kanan menyatakan solidaritas dengan unjuk rasa tersebut.

Bangladesh, negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan 170 juta jiwa, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dan secara resmi mendukung Palestina yang merdeka.

(mas)

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |