Mengapa PM Israel Benjamin Netanyahu Muncul di Terowongan Dekat Masjid Al-Aqsa? Ini Analisisnya

6 hours ago 4

loading...

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini muncul di sebuah terowongan yang digali di dekat Masjid Al-Aqsa. Foto/Palestine Chronicle

YERUSALEM - Dalam sebuah video yang memicu kecaman warga Palestina, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu muncul dari sebuah terowongan yang digali didekat Masjid Al-Aqsa. Padahal, biasanya dia muncul di Tembok Barat (Tembok Ratapan) atau di Yerusalem Barat.

Video itu muncul dua pekan lalu. Dalam video tersebut, Netanyahu menyatakan, "Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota abadi Israel", dan berjanji untuk mendorong pengakuan internasional dan pemindahan kedutaan besar ke kota tersebut.

Kemunculannya di terowongan tersebut bertepatan dengan peringatan 58 tahun pendudukan Yerusalem tahun 1967, yang dikenal di Israel sebagai "Hari Penyatuan Yerusalem".

Baca Juga: Negara-negara Arab Kecam Ekstremis Israel atas Video Provokatif Penghancuran Masjid al-Aqsa

Kota tersebut telah menyaksikan eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh para pemukim ilegal Yahudi Israel di bawah perlindungan pasukan pendudukan Zionis, termasuk serangan besar-besaran ke halaman Masjid Al-Aqsa oleh lebih dari 2.090 pemukim, serta "Pawai Bendera", yang menampilkan nyanyian rasis seperti "Matilah Orang Arab" dan "Biarlah Gaza Dibasmi".

Analisis Palestine Chronicle, Minggu (8/6/2025), menyebutkan kemunculan Netanyahu itu merupakan unjuk kekuatan yang provokatif untuk menandai kampanye Israel yang semakin cepat guna menegaskan kedaulatan Zionis Israel atas situs suci tersebut, dengan para pemukim ilegal Israel semakin berani dan warga Palestina semakin terkepung.

Ribuan pemukim ilegal Yahudi Israel kerap berkumpul di Tembok Ratapan, lalu menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa, membanjiri lorong-lorong Kota Tua, dan tumpah ruah ke Gerbang Damaskus, meneriakkan slogan-slogan rasis yang mencerminkan ideologi mereka.

Selama ini, warga Palestina tertindas di kota mereka sendiri. Jika mereka meninggalkan rumah, mereka dipukuli dan diserang. Jika mereka tetap tinggal, mereka tetap disakiti—jika tidak secara fisik, maka oleh suara-suara kekerasan dan provokasi. Sementara itu, polisi Israel berdiri sebagai benteng pelindung bagi para pemukim ilegal bersenjata.

Nizam Abu Ramouz, warga kota Silwan—hanya beberapa ratus meter dari masjid—menyaksikan sendiri eskalasi ini.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |