loading...
Seseorang memegang beberapa paspor Timor Leste. Foto/tatoli
DILI - Paspor suatu negara mencerminkan akses mobilitas global yang dimiliki warga negara tersebut. Semakin banyak negara yang bisa dikunjungi tanpa harus memperoleh visa terlebih dahulu, semakin “kuat” paspornya menurut indeks seperti Henley & Partners.
Mobilitas ini bukan hanya soal kemudahan jalan-jalan, tetapi juga cerminan hubungan diplomatik negara, stabilitas politik, kebijakan imigrasi dan keamanan, serta kepercayaan internasional terhadap pemegang paspor negara tersebut.
Di kawasan Asia Tenggara, situasi menarik muncul bahwa negara kecil dan muda seperti Timor-Leste justru memiliki posisi peringkat paspor yang lebih baik dibanding negara besar dan berpenduduk banyak seperti Indonesia.
Memahami mengapa demikian memberikan wawasan tentang bagaimana negara mengelola hubungan luar negeri, kebijakan visa, dan citra internasional.
1. Perbandingan Angka Dasar
Salah satu alasan paling langsung adalah angka akses bebas visa atau visa-on-arrival yang lebih tinggi untuk pemegang paspor Timor-Leste dibanding Indonesia.
Menurut laporan, paspor Timor-Leste berada di peringkat ke-53 dunia (2025) dengan kemampuan mengakses sekitar 96 negara tanpa visa sebelumnya.
Sementara itu, paspor Indonesia pada tahun yang sama berada di peringkat ke-66 (atau sekitar itu) dengan akses bebas visa ke sekitar 74 negara.
Perbedaan kuantitatif ini menjadi dasar teknis utama bahwa “kuat” atau “lebih kuat” di sini diukur dari jumlah destinasi yang bisa dikunjungi tanpa harus mengurus visa dulu. Dengan demikian, pada metrik tersebut, pemegang paspor Timor-Leste memiliki keunggulan.
2. Hubungan Diplomatik dan Kebijakan Liberal Visa
Faktor kedua berhubungan dengan bagaimana negara membangun kebijakan visa dan hubungan diplomatiknya. Negara-negara yang memiliki hubungan bilateral baik, serta kebijakan imigrasi yang lebih liberal (yaitu lebih banyak negara yang bersedia memberi akses tanpa visa atau visa on arrival) akan meningkatkan skor paspor mereka.
Dengan ukuran negara yang relatif kecil dan tidak terlalu menjadi target migrasi besar atau beban imigrasi, Timor-Leste mungkin memiliki fleksibilitas untuk membuat kesepakatan visa yang menguntungkan.
Misalnya, dalam data disebutkan bahwa Timor-Leste memiliki akses ke beberapa negara termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Denmark.
Sebaliknya, Indonesia sebagai negara besar dengan populasi ratusan juta dan banyak tantangan migrasi, mungkin menghadapi hambatan negosiasi atau resiprositas yang membatasi jumlah negara yang mau memberikan akses visa-bebas atau visa saat kedatangan kepada pemegang paspor Indonesia.















































