Heroik! 3.000 Pasukan Bone Taklukkan Ratusan Pasukan Meriam Belanda

4 hours ago 1

loading...

Kerajaan Bone di Sulsel memberikan perlawanan heroik kepada Belanda. Tak tanggung-tanggung, perlawanan dengan menyerang beberapa pos buatan Belanda di Pangkajene dan Labbakang. Foto: Ist

KERAJAANBone di Sulawesi Selatan (Sulsel) memberikan perlawanan heroik kepada Belanda. Tak tanggung-tanggung, perlawanan dengan menyerang beberapa pos buatan Belanda di Pangkajene dan La'bbakang.

Pasukan Bone juga berhasil menduduki Tanete dan mengangkut kembali raja yang telah dipecat oleh Belanda.

Baca juga: Berkuasanya Raja La Maddaremeng Hapus Perbudakan di Kerajaan Bone

Ketika itu pasukan Bone yang berjumlah 3.000 orang mendesak satu detasemen kecil pasukan Belanda yang berada di Pancana. Pasukan Belanda ini tentu saja akan dihancurkan pasukan Bone seandainya tidak dibantu oleh sebuah tembakan dari kapal perang Belanda yang sengaja dikirimkan ke Pantai Bone.

Pada Oktober, pasukan Bone menyaksikan gerakan yang dilakukan pasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten Le Clerq, komandan pasukan Belanda di Maros dengan kekuatan 7 opsir, 10 serdadu berkuda, dan membawa 173 meriam sebagaimana dikutip "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia".

Pasukan ini berkedudukan di Bulu Seppong yang terletak kira-kira 24 km dari Makassar. Gerakan pasukan Belanda dihadang pasukan Bone dan terjadilah pertempuran di antara keduanya. Pada pertempuran ini pasukan Bone memperoleh kemenangan.

Belanda meninggalkan beberapa orang tewas, sebaliknya pasukan Bone berhasil merampas dua pucuk meriam pasukan Belanda. Dengan kemenangannya itu, pasukan Bone menguasai jalan penting yang menghubungkan Makassar dan Maros yang terletak di sebelah utara Makassar.

Keadaan pasukan Bone memang sangat kuat dan mampu melakukan penyerangan yang sangat membahayakan. Kegiatannya untuk menghadapi Belanda tidak dihentikan, bahkan dipergiat.

Para penguasa yang diangkat Belanda diusir dari daerah kekuasaannya seperti yang dilakukannya terhadap diri penguasa di Segeri.

Sejumlah pasukan ekspedisi dikirimkan ke daerah lainnya dan mendekati pos-pos pasukan Belanda di sebelah selatan Bonthain, Bulukumba. Sementara, daerah pengaruh kekuasaan Kerajaan Bone makin meluas dan hampir meliputi seluruh Semenanjung Sulawesi Selatan.

Kondisi ini membuat Belanda makin sulit dan terjepit. Situasi yang membahayakan ini mendorong gubernur jenderal untuk mengerahkan kekuatan militer yang masih ada padanya.

Pos-pos yang masih berada di dalam kekuasaannya diperkuat. Penyerangan terhadap pasukan Bone direncanakan jika musim hujan tiba kelak.

Diawasinya jalan yang menghubungkan Leong-Leong dan Semangi dengan Makassar melalui pendirian 3 benteng yang diperkuat berbagai pasukan bantuan yang telah didatangkan. Demikian pula benteng Belanda di Maros yang dipimpin Mayor van Coeshoors diperkuat dengan 253 serdadu.

(jon)

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |