Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan narkoba masih menjadi tugas besar yang harus diselesaikan di Indonesia maupun dunia. Berdasarkan data world drug report yang merilis informasi terbaru setiap tahunnya, diketahui jika ditahun 2023 lalu terdapat 296 juta orang pengguna narkoba di seluruh dunia.
Sedangkan di Indonesia, melalui data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) RI tahun 2023 lalu, telah ada 1.150 jenis New Psychoactive Substance (NPS) yang terindikasi dan 91 diantaranya telah tersebar di Indonesia. Tingkat penggunaannya masih ada 3,3 juta orang dan kini masih menjadi fokus utama dari pemerintah untuk menyelamatkan generasi dari zat adiktif tersebut.
Sebagai jawaban atas permasalahan narkotika di Indonesia, Lentera Bersinar Indonesia hadir memberi angin segar dalam upaya pemberantasan narkoba sekaligus upaya melepas individu dari ketergantungan zat psikotropika. Yayasan ini hadir atas mengkhawatirkannya permintaan tempat rehabilitasi yang disertai dengan fasilitas serta infrastruktur yang memadai.
“Kami hadir karena kepedulian kami terhadap masalah narkoba di Indonesia. Dari sisi permintaan panti rehabilitasi juga terus meningkat setiap tahunnya. Namun, peningkatan jumlah tempat rehabilitasi ini tidak diikuti dengan peningkatan pembangunan fasilitas layanan rehabilitasi narkoba yang memadai. Atas dasar itu, Lentera Bersinar Indonesia (LBI) hadir untuk membantu program pemerintah dalam menekan jumlah pengguna narkoba di negara kita,” ujar Thomas Avitho da Lopez selaku Clinical Supervisor Yayasan Lentera Bersinar Indonesia pada Minggu (9/6).
Jika umumnya pusat rehabilitasi memiliki infrastruktur dan juga fasilitas yang nampak seadanya, LBI menawarkan layanan dan fasilitas premium untuk setiap individu yang mengikuti program rehabilitasi. LBI lanjut Thomas juga mengupayakan agar layanan dan perawatan bisa sesuai dengan kebutuhan dari setiap kliennya.
“Yayasan Lentera Bersinar Indonesia datang ke ranah penanganan narkoba dengan segmen menengah ke atas (remium), artinya selain kenyamanan fasilitas dan layanan yang kami berikan, kami juga membuat perawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Dengan fasilitas ini klien tidak merasakan tekanan saat menjalankan proses perawatan,” lanjut Thomas menambahkan.
LBI papar Thomas juga berupaya menghilangkan stigma yang tersebar dimasyarakat bahwa rehabilitasi adalah sesuatu yang mengerikan. LBI memiliki moto tersendiri dan membuat rehabilitasi menjadi jauh lebih menyenangkan.
“Hal tersebut menjadi moto tempat rehabilitasi kami yaitu Rehabilitation Is Fun And Glorious. Kami mengangkat moto tersebut karena melihat fenomena di masyarakat selama ini yang melihat rehabilitasi sebagai bentuk pemenjaraan lain, seperti lapas dimana hak-hak mereka akan dikerdilkan atau dibatasi. LBI hadir untuk mengubah cara pandang tersebut agar masyarakat mau mengakses layanan rehabilitasi, terutama layanan yang memenuhi standar,” papar Thomas.
LBI percaya bahwa dengan terhapusnya stigma rehabilitasi yang menyeramkan melalui penyediaan fasilitas premium, klien dan individu yang mengikuti program rehabilitasi mampu pulih lebih cepat. Adapun fasilitas yang disediakan oleh LBI diantaranya meliputi : Single bed dengan meja, lemari, kursi dan kasur yang nyaman, king bed dengan ukuran kasur yang lebih besar, ruang makan, ruang menonton.
Selain itu di LBI juga tersedia spot hiburan dengan ketersediaan berbagai macam permainan untuk relaksasi, mushola bagi muslim yang ingin sembahyang, medical room, medical equipment, rooftop, taman hijau, wifi dengan kecepatan 100 Mbps hingga fasilitas keamanan selama 24 jam.
Fasilitas yang lengkap inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa LBI telah membuat lebih dari 150 kliennya puas dalam mengatasi masalah ketergantungan psikotropika. LBI juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi penggunaan narkoba
Dibangun semenjak 2023 lalu, Yayasan LBI tidak berdiri sendiri melainkan telah mengajak kerja sama berbagai pihak mulai dari BNN, Kementerian Kesehatan, Kepolisian RI, Kementerian Pendidikan serta berbagai stakeholder yang semuanya akan bekerja sama dalam rehabilitasi narkoba.
LBI bahkan juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Soeharto Heerdjan untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan rehabilitasi medis dan juga kesehatan mental. Upaya ini LBI lakukan agar pelayanan yang diberikan bisa aman dan sesuai prosedur medis serta sesuai dengan standar medis yang berlaku agar pasien/klien mampu memperoleh dampak positif yang signifikan.
Berkantor pusat di Jakarta Barat, LBI memiliki harapan besar agar tidak hanya menjadi pilihan tempat rehabilitasi bagi warga Jakarta dan sekitarnya saja. LBI ingin layanannya mampu membantu banyak orang yang butuh rehabilitasi di seluruh Indonesia. LBI ingin memiliki banyak kantor di kota-kota besar agar banyak pihak yang mampu mengakses layanannya.
“Harapan kami, LBI mampu menjadi salah satu pilihan dan rekomendasi penanganan masalah narkoba, selain panti rehabilitasi yang dimiliki pemerintah, dan kami juga mempunyai target untuk membuka layanan rehabilitasi narkoba di kota-kota besar lainnya di Indonesia, khususnya layanan rehabilitasi premium,” ujar Thomas Avitho.
LBI juga menawarkan kemudahan bagi siapa saja yang ingin memperoleh layanan melalui handphone. Cukup menghubungi hotline LBI di 08118125437 atau dengan membuka website resminya di https://lenterabersinarindonesia.id/ untuk mengetahui layanan, fasilitas dan lebih lengkap lagi mengenai Yayasan Lentera Bersinar Indonesia.