Dihantam Tarif Trump, Arus Modal Keluar dari Indonesia Capai Rp46,7 Triliun

4 hours ago 2

loading...

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, dampak langsung dari kebijakan tarif impor AS menyebabkan investor global cenderung mengalihkan portofolionya. Foto/Dok

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) , Perry Warjiyo menyampaikan, dampak langsung dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) bukan terletak pada perubahan fundamental, melainkan pada meningkatnya ketidakpastian global yang menyebabkan investor global cenderung mengalihkan portofolionya ke aset dan negara yang dianggap aman (safe haven).

Perry menjelaskan, bahwa indeks ketidakpastian seperti economic policy uncertainty dan trade policy uncertainty meningkat tajam, bahkan melebihi level awal pandemi Covid-19. Kondisi ini menyebabkan lonjakan risk premium di kalangan investor global, yang mendorong arus modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Sejak awal tahun hingga akhir Maret 2025, Indonesia masih mencatat net inflow sebesar USD 1,6 miliar, terutama ke instrumen SBN dan sekuritas rupiah Bank Indonesia. Namun, sejak pengumuman kebijakan tarif pada 2 April hingga 21 April, terjadi net outflow sebesar USD2,8 miliar (setara Rp46,7 triliun),” ujar Perry menjawab pertanyaan MNC Portal dalam konferensi hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4/2025).

Menurut Perry, arus keluar tersebut tidak disebabkan oleh perbedaan imbal hasil (yield) antar negara, melainkan murni akibat ketidakpastian global dan naiknya risk appetite investor terhadap aset aman seperti obligasi pemerintah Eropa, Jepang, dan emas.

Terkait nilai tukar, Perry mengakui bahwa tekanan juga terjadi pada rupiah, seiring dengan tekanan terhadap mata uang negara berkembang lainnya. Pada puncaknya, selama libur Lebaran ketika pasar domestik tutup, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp17.400 di pasar offshore non-delivery forward (NDF).

Namun Bank Indonesia, kata Perry, merespons cepat dan tegas melalui intervensi di pasar NDF luar negeri serta pasar spot domestik.

“Sejak Rapat Dewan Gubernur 7 April 2025, kami melakukan intervensi 24 jam di berbagai pasar – Asia, Eropa, hingga New York. Alhamdulillah pada pembukaan pasar 8 April, rupiah menguat ke Rp16.865 dan saat ini stabil di kisaran Rp16.800,” ungkapnya.

BI memastikan bahwa stabilitas rupiah tetap terjaga sejalan dengan nilai fundamentalnya, didukung oleh imbal hasil aset domestik yang kompetitif, inflasi yang terkendali, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif.

“Kami optimis ke depan, nilai tukar rupiah akan tetap stabil. Bank Indonesia berkomitmen penuh menjaga stabilitas ini dengan respons kebijakan yang kuat dan terkoordinasi,” pungkas Perry.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |