Harianolahraga.com– Tampil terlalu percaya diri Timnas Indonesia justru banyak bikin salah sendiri. Alhasil berharap poin penuh saat melakoni laga melawan tuan rumah Australia, Kamis malam (20/3), malah kekalahan telak 1-5 yang dibawa pulang tim berjuluk Garuda ini.
Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Kekalahan telak dari Australia dalam matchday ketujuh Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia tak pelak membuat Tim Garuda berada dalam posisi yang sulit.
Kekalahan telak itu membuat pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menjadi under pressure. Makin banyak yang meragukan kinerjanya memimpin Garuda.
Terdekat, Timnas Indonesia akan meladeni perlawanan Bahrain dalam partai kedelapan Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, pada Rabu (25/3) pekan depan.
Kemenangan menjadi harga mati untuk Kluivert. Jika tidak, maka arsitek asal Belanda itu bisa saja mesti siap-siap menanggung konsekuensi terburuknya.
“Kami perlu bekerja, Bahrain ada di depan kami, dan kami berusaha untuk mendapatkan hasil baik. Namun, pertama kita perlu menyesuaikan permainan ini,” jelas Kluivert.
“Kembali lagi, mentalitas kerja, etos para pemain, saya sangat senang. Dan, ketika Anda kebobolan karena kesalahan personal, kami perlu bekerja, dan hanya itu yang perlu kami lakukan,” katanya.
Dalam beberapa jam dan hari ke depan, Kluivert ingin mengembalikan kepercayaan diri pemain Timnas Indonesia. Dia juga sadar bahwa Bahrain bukan lawan yang enteng.
“Iya, tentu itu akan jadi laga yang sangat sulit. Pertama-tama dan yang terpenting adalah untuk menyatukan pikiran para pemain kembali dan energi positif,” ungkap Kluivert.
“Karena, seperti yang saya bilang sebelumnya, kami memulai laga ini dengan baik. Kami menerapkan apa yang kita rencanakan, itu bekerja dengan baik.”
“Sayangnya, kita tidak bisa melanjutkannya, itu sangat disayangkan. Namun, kita perlu mengembalikan energi positif ke grup dan mencoba untuk mendapatkan hasil yang baik lawan Bahrain,” ujarnya.
Mencermati kunci kemenangan telak Timnas Australia memang bertumpu pada kekuatan segitiga di lini tengahnya. Formasi triangle The Socceroos ini pula yang berhasil menelan bulat-bulat pasukan Patrick Kluivert.
Dengan formasi 3-4-2-1 yang diterapkan Tony Popovic, maka total ada tujuh pemain sekaligus yang jadi filter pertahanan dan motor saat menyerang ke jantung permainan Timnas Indonesia.
Tony Popovic dengan perhitungan cermat mengkombinasikan sosok senior dan junior. Gelandang tengah kawakan Jackson Irvine (32 tahun) memandu Aiden O’Neill (26 tahun).
Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.
Sementara di sisi kanan kiri Timnas Australia masing-masing diisi dua pemain yang berasal dari klub sama. Pastinya mereka telah punya chemistry bagus di klub. Di sektor kanan, Lewis Miller yang masih berusia 24 tahun didampingi seniornya, Martin Boyle (31 tahun) yang sama-sama membela klub Hibernian di Liga Utama Skotlandia.
Keduanya sukses menjebol gawang Maarten Paes. Martin Boyle mencetak gol menit ke-18 dari titik penalti. Lewis Miller merobek jala lewat diving header menit ke-61.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Di area kiri Timnas Australia dihuni Aziz Behich (34 tahun) untuk mendukung aksi juniornya, Nishan Velupillay (23 tahun). Keduanya adalah pemain klub Melbourne City FC di pentas A-League.
Nishan Velupillay juga menyumbang sebutir gol lewat aksi individu cemerlang pada menit ke-20, setelah lolos dari sergapan Mees Hilgers dan Jay Idzes untuk menaklukkan Maarten dalam momen one-on-one.
Investor yang serius bisa mendapatkan 100% kepemilikan media online dengan nama domain super cantik ini. Silahkan ajukan penawaran harganya secara langsung kepada owner media ini lewat WhatsApp: 08557777888.
Kekuatan lini tengah bak Segitiga Bermuda ini juga membuat gerak Jackson Irvine lebih mobile. Bagaimana gelandang St Pauli di Bundesliga ini tiba-tiba sudah ada di kotak penalti untuk meneruskan umpan Boyle di sisi kiri pertahanan Timnas Indonesia.
Meski cocoran bola pertamanya diblok Maarten Paes, bola itu jatuh lagi di kaki Jackson Irvine yang berikutnya diarahkan ke gawang yang kosong pada menit ke-34. Begitu pula ketika secara mengejutkan Jackson Irvine mencuri start melompat untuk kedua kalinya mengoyak jala Timnas Indonesia menit ke-90. (dar)